Bunut Bolong, Pohon Unik
yang Memiliki Lubang
Bunut Bolong adalah
pohon suci dan unik yang memiliki lubang pada batangnya dan terletak tepat di
jalan. Nama Bunut Bolong sendiri diberikan adalah karena karakteristik unik
yang dimiliki oleh pohon
ini. Kata "Bunut" adalah kata Bali untuk jenis pohon tertentu yang
memiliki karakteristik yang mirip dengan beringin, dan kata "Bolong"
berarti "lubang", dengan demikian kata "Bunut Bolong"
berarti pohon Bunut yang memiliki lubang di dalamnya. Sebagai fakta yang
penting, pohon suci ini memiliki lubang besar pada bagian bawahnya, begitu
besar sehingga jalan dapat melaluinya dan diameter lubang dapat menampung
hingga dua mobil secara berdampingan. Bunut Bolong juga memiliki aura magis
yang kuat, yang diyakini oleh semua masyarakat yang tinggal di sekitar pohon
ini.
Bunut Bolong terletak di Desa
Manggisari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Terletak kira-kira 11 km
ke utara dari jalan utama Denpasar - Gilimanuk, 86 km dari Denpasar. Pohon suci
ini terletak pada pebukitan di sisi timur, diapit oleh perkebunan cengkeh,
serta di sisi barat terdapat ngarai dengan hutannya yang masih terawat baik
dengan tanaman tropis yang rimbun dan hijau. Tempat ini dapat dituju dengan
menggunakan mobil ataupun sepeda motor.
Terdapat sebuah
tempat suci di sisi jalan. Pura yang berada di sekitar pohon suci ini dikenal
sebagai Pura Pujangga Sakti, yang didirikan untuk menghormati seorang Maha Guru
Hindu yang bijak, Dang Hyang Sidhi Mantra, yang kebetulan melewati daerah ini
ratusan tahun yang lalu. Di sisi barat terdapat hutan luas yang membentang dari
selatan ke utara, benar-benar pemandangan yang sangat menarik untuk dinikmati.
Jika berdiri di sekitar Bunut Bolong, kita juga akan dapat melihat-lihat
perkebunan cengkeh di sekitarnya.
Bunut Bolong sebagai salah satu
tujuan wisata, masih berada dalam kondisi yang sangat alami. Tidak terdapat
tempat parkir, toilet, restoran, dan toko cinderamata. Udara segar dan kondisi
yang tenang di Bunut Bolong akan membuat para wisatawan yang berkunjung merasa
santai dan damai. Untuk saat ini, Bunut Bolong sering dikunjungi oleh wisatawan
domestic, tetapi wisatawan asing juga terkadang mengunjungi tempat ini, tetapi
tidak sebanyak wisatawan domestik. Bunut Bolong adalah tempat yang tepat bagi
anda yang ingin mengunjungi tujuan wisata yang masih alami dan jauh dari
keramaian.
Pantai Pengeragoan
Obyek
wisata ini terletak di Desa Pengeragoan, kecamatan Pekutatan, tepatnya di Pintu
Gerbang Timur Kabupaten Jembrana, berbatasan dengan Kabupaten Tabanan, di
pinggir selatan jalan raya yang menghubungkan Gilimanuk-Denpasar.
Pantai berpasir hitam dengan
deburan ombak Samudra Indonesia
dan lambaian pohon nyiur dan pandan ini cocok untuk tempat istirahat sejenak
bagi wisatawan. di bagian utara Desa Pengeragoan, merupakan tempat terindah
untuk menikmati pemandangan Pantai Pengeragoan.
Pantai Pengeragoan sekalipun belum seterkenal
Pantai Kuta, Pantai Jimbaran, atau Pantai Lovina, namun banyak menyimpan
potensi wisata yang menarik dan unik. Pantai Pengeragoan bercirikan pasir hitam
dengan deburan ombak yang besar serta lambaian pohon yang nyiur ini dianggap
sebagai tempat yang cocok dan tepat bagi Anda yang ingin menepi diri dan
menenangkan fikiran, menghindar sementara dari hiruk pikuk dan ramainya kota besar.
Pantai
Pengeragoan terkenal memiliki banyak pohon pandan. Eksotisme dan kealamian
pantai yang masih belum terjamah banyak manusia menjadi daya tarik utama dari
pantai yang menjadi daya tarik wisata di Kawasan Pekutatan ini. Berbagai kegiatan
bisa dilakukan di Pengeragoan ini diantaranya bersantai, berenang, menyantap
makanan di tepi pantai, memancing, menikmati sunset, dsb. Anda bisa
datang sendiri, bersama keluarga, kolega, ataupun teman-teman sekadar untuk
melepaskan penat dan kangen.
Bagi Anda yang memiliki cukup
waktu, maka disarankan untuk juga menikmati alam pedesaan Dusun Badingkayu yang
memiliki hawa sejuk serta hutan tropis dan kebun cengkeh yang memukau. Alam
pedesaan ini bisa dijumpai di dataran tinggi bagian utara Desa Bali – Jembrana,
Pantai Pengeragoan. Nah, di perbukitan Dusun Badingkayu ini ialah
lokasi terindah untuk mengeksplorasi keindahan Pantai Pengeragoan dari
ketinggian. Tertarik?
Kini sudah lumayan tersedia
berbagai sarana dan fasilitas bagi pengunjung Pantai Pengeragoan seperti kedai
makanan dan minuman, kafe, restoran serta villa bagi Anda yang berminat
menghabiskan malam di Pengeragoan ini. Adalah hal yang sangat mengasyikkan
ketika selepas seharian Anda bercengkrama dengan pantai dilanjutkan dengan
mengunjungi Badingkayu yang indah dan sejuk, malamnya beristirahat di salah
satu villa yang tersedia untuk melepaskan lelah. Sungguh pengalaman yang sulit
dilupakan!
Pantai
Medewi
Pantai Medewi
merupakan salah satu daerah tujuan wisata tirta yang berlokasi di Desa Medewi,
termasuk di dalam wilayah Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Daerah Tingkat II
Jembrana. Menuju obyek wisata pantai Medewi sangat mudah dengan kendaraan
bermotor karena berada sekitar 100 meter dari jalan raya jurusan Denpasar
menuju Gilimanuk. Dari ibukota Denpasar hingga sampai di kawasan pantai Medewi
akan menempuh jarak lebih kurang 72 km atau memakan waktu perjalanan sekitar
satu setengah jam. Sepanjang perjalanan menuju kawasan pantai Medewi akan
menemukan pemandangan berupa sawah-sawah yang berjajar di sepanjang tepian
pantai. Bila sedang musim panen maka persawahan tersebut akan terlihat indah
dan mempunyai keunikan tersendiri.
Sebagai kawasan wisata yang
berada di bagian barat pulau Bali, sarana jalan untuk menuju obyek wisata ini
sangat bagus sehingga dapat dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua.
Dengan perkembangan yang cukup pesat, kawasan wisata pantai Medewi ini juga
sudah tersedia fasilitas akomodasi bagi pengunjung atau wisatawan yang ingin
menginap. Selain itu, fasilitas-fasilitas penunjang seperti terdapatnya lahan
parkir, rumah makan, toilet umum, kamar mandi dan kolam renang, Setiap tahunnya
pantai Medewi ini ramai dikunjungi oleh pengunjung atau wisatawan terutama
wisatawan mancanegara, yang umumnya datang untuk wisata berselancar (surfing).
Saat-saat yang paling ramai dikunjungi oleh pengunjung atau wisatawan yaitu
pada hari Minggu dan hari-hari libur serta hari-hari raya.
Pantai Medewi
merupakan kawasan pantai yang berbatu-batu dengan memiliki ombak-ombak yang
besar. Pantai ini sangat baik untuk wisata berselancar (surfing). Pantai ini
berbentuk landai pada bagian sebelah baratnya dengan lekukan ke arah selatan di
mana terdapat jajaran perahu-perahu nelayan (jukung) yang ditambatkan
sehingga menambah keindahan panorama pantainya. Bila menjelang sore hari di
pantai ini, pengunjung dapat pula menyaksikan pemandangan alam yang indah di
mana akan terlihat saat-saat matahari akan terbenam (sunset). Dari
atas pantai yang sudah dipasang sandaran, setiap pengunjung dapat menikmati
keindahan panorama laut sekitar Medewi dengan ombak-ombaknya yang besar sambil
duduk-duduk.
Seperti halnya dengan pantai-pantai lainnya di pula
dewata ini, pantai Medewi juga menjanjikan daya tarik yang dimilikinya untuk
dikunjungi oleh setiap wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Berdasarkan
keterangan, nama Medewi yang dipakai nama obyek wisata pantai ini diambil dari
nama desa di mana pantai itu berada. Diperkirakan sekitar tahun 1912, desa
Medewi secara administratif dibuka sebagai tempat pemukiman warga atau
penduduk. Yang membuka untuk pertama kalinya pada saat itu adalah sekelompok
atau rombongan orang-orang yang berasal dari desa Mendoyo Dauh Tukad, kecamatan
Mendoyo, Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana yang hijrah dan mencari tempat
pemukiman baru. Sebelum dilakukan perambasan hutan di daerah tersebut merupakan
kawasan hutan yang dipenuhi dengan tumbuhan "ketket". Ketket
adalah sejenis tanaman berduri yang duri-durinya sangat banyak. Dengan adanya
hutan yang banyak durinya tersebut maka sekelompok orang-orang tersebut memberi
nama wilayah itu dengan sebutan hutan Medewi. Setelah berjalannya waktu serta
semakin bertambahnya orang-orang yang tinggal menetap di hutan Medewi tersebut,
akhirnya kawasan itu menjadi tempat pemukiman atau desa. Kemudian desa tersebut
diberi nama Desa Medewi sebagaimana yang dikenal sekarang ini sebagai salah
satu daerah tujuan wisata di pulau dewata, yang memiliki pantai dengan
keindahan panorama alam lautnya dengan ombaknya yang besar dan berpotensi untuk
kegiatan wisata tirta, khususnya berselancar (surfing) yang diminati
wisatawan mancanegara
Pura Rambutsiwi
Sejarah Pura Rambut Siwi
Cerita ini dimulai ketika ida maharsi markandia bertapa di gunung raung jawa. Pada waktu beliau bertapa digunung raung jawa, beliau melihat sinar suci yang berasal dari suatu daerah (yang nantinya dikenal dengan bali). Singkat cerita, sesuai dengan petunjuk maka kemudian beliau menelusuri ke tempat sinar itu muncul. Kemudian berangkatlah beliau menuju ke bali. Perjalanan pertama beliau dari jawa menuju bali adalah masuk lewat pantai (yang sekarang menjadi lokasi pura rambut siwi). Sesampainya ditempat ini kemudian beliau beristirahat beberapa hari sambil beliau mencari petunjuk kearah mana beliau harus berjalan. Selama beristirahat di tempat ini, beliau senang duduk di sebuah tebing yang agak menjorok ke laut. Kenapa beliau senang duduk di tempat ini karena dari tempat ini beliau bisa mengamati keseluruhan hamparan pesisir pantai barat bali. Dari tempat ini akan bisa dilihat jika ada perahu atau orang yang mau masuk ke bali lewat pantai bali barat. Selama bertapa beberapa pekan di lokasi tebing ini (posisi tebing ini sekarang ada di tebing depan pura melanting yang ada dikomplek pura rambut siwi), beliau mendapat petunjuk dari sanghyang jagatnata (alam semesta) tentang pulau bali. Isi petunjuknya adalah pulau bali merupakan pulau yang sangat suci tempat stana para dewa-dewi, hal inilah yang menyebabkan pulau ini susah bisa dimasuki/didiami oleh manusia, oleh karena ida maharsi markhandia telah diundang sebagai orang pertama yang diijinkan masuk kebali untuk menata pulau bali, maka untuk melindungi pulau bali dari orang-orang yang mencoba mengikuti perjalanan ida maharsi markandia, maka sanghyang jagatnata(alam semesta) menitahkan ida rsi untuk membuat pelindung/benteng dipantai bali barat sehingga hanya orang-orang yang mendapatkan izin dari alam bali saja yang akan bisa masuk ke bali. Kemudian ida rsi bertapa di tebing ini memuja dewa wisnu dan dewa baruna yang menguasai lautan. Karena ketulusan dan ketekunan tapa beliau akhirnya doa ida rsi markandea dikabulkan oleh para dewa yang berstana dilautan. Sekonyong-konyong, disepanjang tengah laut barat bali kemudian muncul jaring-jaring seperti jaring net untuk bola voli yang bersinar seperti nyala lidah api. Jaring-jaring ini terbuat dari rumput laut (dibali dikenal dengan bulung rambut) yang dijalin/dirangkai seperti jaring. Jaring ini berfungsi sebagai filter untuk orang yang akan masuk ke bali. Jika orang pantas masuk ke bali maka jaring net ini akan turun ke laut sehingga orang bisa masuk ke bali. Jika orang tidak pantas masuk ke bali maka jaring ini akan naik ke atas sehingga akan terjadi fenomena dilautan sehingga orang/perahu yang mencoba masuk tidak akan bisa menyeberang. Fenomena inilah yang kemudian membuat ida rsi markhandia menamakan tempat ini sebagai Rambut Siwi yang artinya jalinan/untaian rumput laut yang berbentuk seperti rambut. Karena kekuatan tapa dalam melindungi laut barat bali inilah maka ida maharsi markandia kemudian diberi gelar Sanghyang Baruna Gni. Dan laut dipantai bali barat diberikan nama Dalem Segara Gni.Saya bercerita ini bukanlah suatu karangan akan tetapi kisah nyata. Jika ada cerita tentang perjalanan ida peranda sakti wawu rauh terkait dengan rambut siwi, itu tidak lebih seperti orang jaman sekarang yang melakukan tirta yatra ke suatu pura. Dan sesuai dengan babad dwijendra tattwa yang mengisahkan perjalanan peranda sakti wawu rauh, di dalam babad itu jelas diceritakan bahwa ketika peranda sakti wawu rauh sampai ke lokasi pura rambut siwi sekarang, saat itu sudah ada pura disana itulah pura peninggalan ida maharsi markhandia. Mudah-mudahan dengan cerita ini para semeton warga bhujangga waisnawa tidak akan lewat begitu saja ketika melewati pura rambut siwi
Pura Rambutsiwi
sebagai obyek wisata, merupakan lingkungan suatu pura yang bernama Pura
Rambutsiwi, yang dikelilingi oleh sawah yang membentang luas dan
berteras-teras, di sebelah Selatan adalah gundukan tebing dan batu karang yang
curam. Selain dikelilingi sawah yang berteras-teras di kejauhan di sebelah
Utara kelihatan gugusan pedesaan dan deretan pegunungan yang membujur dari
barat ke timur, serta Samudera Indonesia di sebelah Selatan. Di sebelah
barat-daya pura terdapat balai tempat istirahat untuk menikmati keindahan panorama
laut dengan disertai deburan suara ombak yang cukup mengasikkan. Tidak jauh
dari balai tempat istirahat tadi yaitu sebelah Selatan Pura terdapat
undag-undag yang curam untuk jalan turun ke pantai. Di pinggir pantai pada
tebing batu karang ada dua buah goa yang dianggap suci dan kramat. Suasana di
tempat ini sangat tenang sekali dan baik untuk menenangkan pikiran. Di sebelah
Timur goa tersebut terletak Pura Rambut Siwi. Menurut tradisi di tempat ini
Dang Hyang Nirartha tiba pertama kali.
Lokasi
Pura Rambut Siwi terletak di pinggir pantai Selatan Pulau Bali bagian Barat yaitu di Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Di sebelah Utara pura lebih kurang 200 meter, terbentang jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk dimana terdapat penyawangan Pura Rambut Siwi. Di sini biasanya umat Hindu yang melintasi jalur perjalanan tersebut berhenti sejenak untuk menghaturkan sembah mohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jarak dari kota Denpasar lebih kurang 78 km, perjalanan ke sana dapat dicapai dengan mobil atau sepeda motor. Dapat juga ke sana dengan menumpang kendaraan umum yang cukup banyak lalu lalang dari pagi hingga petang, karena itu tidak ada masalah sama sekali mengenai transportasi. Jika pengunjung menggunakan kendaraan bermotor, kendaraan tersebut bisa langsung diparkir di dekat (sebelah timur) pura. Lama perjalanan dari kota Denpasar sekitar 2 jam, dan dalam perjalanan banyak melalui jalan yang berkelok-kelok, menanjak naik-turun, sehingga banyak menyaksikan keindahan alam sepanjang perjalanan.
Pura Rambut Siwi terletak di pinggir pantai Selatan Pulau Bali bagian Barat yaitu di Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Di sebelah Utara pura lebih kurang 200 meter, terbentang jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk dimana terdapat penyawangan Pura Rambut Siwi. Di sini biasanya umat Hindu yang melintasi jalur perjalanan tersebut berhenti sejenak untuk menghaturkan sembah mohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jarak dari kota Denpasar lebih kurang 78 km, perjalanan ke sana dapat dicapai dengan mobil atau sepeda motor. Dapat juga ke sana dengan menumpang kendaraan umum yang cukup banyak lalu lalang dari pagi hingga petang, karena itu tidak ada masalah sama sekali mengenai transportasi. Jika pengunjung menggunakan kendaraan bermotor, kendaraan tersebut bisa langsung diparkir di dekat (sebelah timur) pura. Lama perjalanan dari kota Denpasar sekitar 2 jam, dan dalam perjalanan banyak melalui jalan yang berkelok-kelok, menanjak naik-turun, sehingga banyak menyaksikan keindahan alam sepanjang perjalanan.
Fasilitas
Rambutsiwi telah didukung dengan sarana dan prasarana, seperti sudah tersedianya tempat parkir, toilet umum, wantilan dan bangunan sasana budaya untuk tempat pertemuan. Di pinggir jalan raya di sebelah Utara terdapat warung-warung yang menjual makanan dan minuman. Di sekitar lingkungan pura (terutama di sebelah timur dan Barat) ada tempat-tempat istirahat untuk sementara melepaskan lelah sambil melihat-lihat keindahan alam sekitarnya. Disamping itu terdapat pula di sana pameran lukisan maupun barang-barang souvenir lainnya yang dipajang setiap harinya.
Rambutsiwi telah didukung dengan sarana dan prasarana, seperti sudah tersedianya tempat parkir, toilet umum, wantilan dan bangunan sasana budaya untuk tempat pertemuan. Di pinggir jalan raya di sebelah Utara terdapat warung-warung yang menjual makanan dan minuman. Di sekitar lingkungan pura (terutama di sebelah timur dan Barat) ada tempat-tempat istirahat untuk sementara melepaskan lelah sambil melihat-lihat keindahan alam sekitarnya. Disamping itu terdapat pula di sana pameran lukisan maupun barang-barang souvenir lainnya yang dipajang setiap harinya.
Penamaan
Pura Rambut Siwi erat hubungannya dengan perjalanan suci (dharma yatra) Dang
Hyang Nirartha di Bali pada abad XVI. Beliau menyerahkan rambutnya untuk dipuja
oleh masyarakat, sehingga pura itu bernama Rambut Siwi (memuja rambut). Dengan
demikian pura ini sudah ada sejak abad XVI. Jika kita perhatikan struktur pura
ini, tidaklah menyimpang dari struktur pura pada umumnya di Bali. Halaman pura
terbagi atas tiga halaman. Pembagian tiga halaman mungkin dapat dihubungkan
dengan pembagian dunia atas tiga bagian yang disebut Tri Loka, yaitu Bhur Loka
(alam bawah), Bhwah Loka (alam tengah), dan Swah Loka (alam atas). Halaman
tersuci adalah halaman dalam, dan palinggih pokok terletak di halaman dalam.
Palinggih pokok di pura ini adalah bangunan suci meru tumpang tiga yang
terletak di bagian Timur menghadap ke Barat. Bangunan suci meru itulah sebagai
tempat pemujaan Bathara Sakthi Wawu Rauh/Dang Hyang Nirarta. Dalam babad Dwi
Jendra Tatwa disebutkan bahwa di Pura Rambut Siwi dipuja secara simbol rambut
dari Dang Hyang Nirartha. Selain pemujaan rambut, secara simbol pada masa
Indonesia Kuna diketahui pula adanya kebiasaan memuliakan telapak kaki.
Prasasti Ciaruteun di Jawa Barat yang berasal dari abad V menyebutkan adanya
bekas dua telapak kaki raja Purnawarman yang disamakan dengan telapak kaki Dewa
Wisnu. Demikian pula peninggalan purbakala berupa pahatan sepasang alas kaki
raja Purnawarman yang disamakan dengan telapak kaki Dewa Wisnu. Demikian pula
peninggalan purbakala berupa pahatan sepasang alas kaki di Pura Bukit Dharma
Kutri Gianyar diperkirakan sebagai suatu simbol bahwa raja Marakata memerintah
atas nama Airlangga di Jawa Timur. Pengatasnamaan pemerintahan Airlangga oleh
adiknya Marakata itulah yang dikaitkan dengan adanya pahatan alas kaki
tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa telapak kaki adalah simbol
kekuasaan seorang raja, sedangkan pemujaan rambut mungkin dapat dihubungkan
dengan simbol kesaktian dan kebesaran seorang pendeta di bidang agama, dalam
hal ini adalah Dang Hyang Nirartha. Apabila anggapan itu benar, maka fungsi
Pura Rambut Siwi selain sebagai tempat untuk memuja Tuhan, juga sebagai tempat
pemujaan untuk memuja kebesaran dan kesaktian Dang Hyang Nirartha. Berdasarkan
fungsinya tersebut maka pura ini tergolong sebagai pura yang mempunyai status
sebagai seorang Dang Kahyangan. Perlu juga dikemukakan bahwa di dalam meru
tumpang tiga tersimpan empat buah arca, sebuah berwujud laki-laki, dan yang
lainnya berwujud perempuan. Keempat arca tersebut diduga sebagai arca Dang
Hyang Nirartha beserta istri dan kedua putrinya.
Pantai
Delod Berawah
Pantai
Delod Berawah yang terletak di Desa DelodBerawah Kecamatan Mendoyo Kabupaten
Jembrana,sebenarnya menyimpan keindahan panorama tersendiri yang sebagai obyek
wisata pantai yang belum tergarap secara msksimal.
Wisatawan yang berkunjungpun hanya wisatawan domestik saja,memeng sesekali ada turis asing yang kelihatan,tapi masih jarang.
Wisatawan yang berkunjungpun hanya wisatawan domestik saja,memeng sesekali ada turis asing yang kelihatan,tapi masih jarang.
Berbagi upaya pemda
jembrana mengembangkan objek wisata ini diantaranya di bangun kolam renang air
laut.Kolam tersebut terletak di tepi pantai Dlod Brawah, terdiri atas kolam
renang dewasa dan kolam renang anak-anak, ini menjadi alternatif tempat
berliburan baru dan memberikan hiburan bagi masyarakat.
Fasilitas kolan ini
dilengkapi, tempat bilas dan kamar mandi sudah berdiri megah. Rencana
pengembangan berikutnya fasilitas ini akan dilengkapi dengan sarana-sarana
penunjang seperti taman bermain untuk anak-anak, kios-kios serta penataan tempat
parkir. Pengembangan akan dilakukan di timur kolam yang ada sekarang.
Selain itu, kolam air laut
mempunyai efek Hydrotherapy yang berdampak pada :
* Fisioterapi dalam arti membantu proses pemulihan
untuk dapat mengaktifkan kembali anggota tubuh bagi penderita yang mengalami
penyakit/gangguan pada fungsi gerak tubuh.
* Membantu pemulihan penyakit Rematik/gangguan pada sendi.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk penyakit syaraf.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk penyakit asma.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan dari rasa kesemutan.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk Penyakit Stroke.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk penyakit ? penyakit kulit.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan dari rasa pegal-pegal di badan.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan dari rasa linu-linu pada tubuh.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan penyakit gatal pada kulit.
* Menghaluskan kulit,
* Mempunyai efek pada penambahan kekebalan pada daya tahan tubuh.
* Mempunyai efek terhadap kejiwaan/psychologis antara lain membantu proses pemulihan untuk penyakit :
1. Insomnia/penyakit susah tidur.
2. Stress /ketegangan.
3. Anxiety/kecemasan/kegelisahan.
* Membantu pemulihan penyakit Rematik/gangguan pada sendi.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk penyakit syaraf.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk penyakit asma.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan dari rasa kesemutan.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk Penyakit Stroke.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk penyakit ? penyakit kulit.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan dari rasa pegal-pegal di badan.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan dari rasa linu-linu pada tubuh.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan penyakit gatal pada kulit.
* Menghaluskan kulit,
* Mempunyai efek pada penambahan kekebalan pada daya tahan tubuh.
* Mempunyai efek terhadap kejiwaan/psychologis antara lain membantu proses pemulihan untuk penyakit :
1. Insomnia/penyakit susah tidur.
2. Stress /ketegangan.
3. Anxiety/kecemasan/kegelisahan.
Untuk tiket masuk ke Taman
Rekreasi Tirta Samudra Dlod Brawah hari-hari biasa /umum anak-anak Rp 1.500,
dewasa Rp 3.000,-. Khusus untuk anak sekolah / group 50 orang lebih dikenai
tiket per orang Rp 1000,-
Dari taman rekreasi
kolam renang kita berjalan menuju pesisir pantai,pemandamgan pantai sangat
indah, ombak pantai sambung menyambung sangat cocok untuk olah raga surfing.
Perancak
Obyek Wisata
Perancak merupakan sebuah obyek wisata yang indah, bibir pantainya yang dihiasi
perahu-perahu nelayan merupakan suatu keindahan tersendiri untuk dinikmati.
Setiap tahun obyek wisata
perancak dijadikan tempat untuk lomba sampan dayung tradisional yang biasanya
dirangkaikan dengan HUT kota
Negara.
Di Desa Perancak terdapat tempat
Pelestarian Penyu Laut yaitu “Kurma Asih” karena Pantai Perancak sangat cocok
untuk tempat bertelor bagi Penyu. Ditempat ini wisatawan dapat menikmati
keindahan pantai dan melakukan kegiatan pelepasan Tukik/Anak Penyu ke Laut.
Disamping tempat
pelestarian Penyu di desa Perancak juga terdapat Pusat Riset Teknologi
Kelautan, stasiun Bumi NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
yang berfungsi untuk menentukan titik-titik berkumpulnya ikan di laut yang
dipantau dari satelit. Pada lokasi yang sama wisatawan juga dapat melihat
hamparan tumbuhan bakau yang beraneka ragam jenisnya. Di desa Perancak juga
terdapat tempat penyulingan air laut menjadi air mineral yang berkadar Oksigen
Tinggi yaitu Megumi.
Pantai Baluk Rening
Pantai Baluk Rening merupakan
salah satu wisata pantai di Jembrana yang berlokasi di Desa Baluk, kecamatan
Negara, kabupaten Jembrana, Bali. Lokasi objek wisata ini terletak sekitar
empat kilometer sebelah selatan jalan raya utama Denpasar – Gilimanuk. Tepatnya
ke arah selatan dari kilometer lima sebelah barat kota Negara, Jembrana – Bali
. Atau Anda bisa menempuhnya dari pelabuhan Gilimanuk dengan jarak kurang lebih
30 km dengan waktu tempuh tak lebih dari 30 menit.
Salah satu pantai di Jembrana
(Bali barat) ini biasanya paling ramai dikunjungi pada akhir pekan dan pada
saat liburan. Selain sebagai objek wisata, pantai Baluk Rening juga dipercaya memiliki
khasiat yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti rematik atau asam
urat. Terapi rematik ini bisa dilakukan dengan cara mandi di pantai Baluk
Rening ini atau juga bisa dengan menimbuni badan Anda dengan pasirnya, badan
Anda pasti akan terasa lebih segar dan bugar. Ombak di pantai Baluk Rening ini
juga tidak terlalu besar, jadi aman buat Anda para wisatawan yang ingin bermain
air di pantai ini. Dari pantai Baluk Rening Anda juga bisa melihat pemAndangan
dengan latar belakang pegunungan di Jawa Timur. PemAndangan akan terlihat lebih
indah pada pagi dan sore hari. Namun pada sore hari Anda juga bisa melihat
indahnya pemAndangan matahari tenggelam atau sunset. Obyek wisata pantai baluk
rening juga sangat menarik dengan adanya tebing – tebing dibibir pantai yang
cukup tinggi sehingga menambah panorama yang sangat indah di bagian selatan.
Pantai
Baluk rening biasanya dikunjungi oleh wisatawan – wisatawan lokal dan ada juga
wisatawan asing. Ada juga wisatawan yang mampir ke pantai ini adalah wisatawan
dari Jawa menuju Denpasar atau juga sebaliknya wisatawan yang dari Denpasar
menuju Jawa. Mereka mampir ke pantai Baluk Rening sekedar untuk melepas lelah
karena perjalanan jauh, ada yang untuk mandi di pantai, dan ada juga yang
datang untuk terapi rematik.
Untuk bisa lebih leluasa
menikmati indahnya pantai Baluk Rening ini, Anda bisa menginap di hotel yang
berada di sekitar pantai ini. Untuk masalah kenyamanan Anda tak perlu
meragukannya lagi. Dan harga sewanya pun cukup terjangkau. Selain terdapat hotel
atau penginapan, di sekitar Pantai Baluk Rening ini juga terdapat beberapa
restoran dan rumah makan seafood..
Apabila Anda tidak
mempunyai kendaraan untuk mengunjungi tempat – tempat tersebut, di daerah kota
Negara juga terdapat rentcar. Anda bisa menyewa mobil sesuai selera Anda dengan
harga yang terjangkau
Pantai Candi Kusuma
Pantai Candi Kusuma
Keunikan daya tarik
wisata dan adat istiadat dan pantai di Bali banyak menarik minat para wisatawan
untuk datang dan menyaksikan keindahannya, salah satu keindahan tersebut adalah
Pantai Candi Kusuma yang terletak di Desa Candi Kusuma, Kecamatan Melaya,
Kabupaten Jembrana.
Pantai Candi Kusuma memiliki
panorama yang indah dan menawan dengan suasana yang tenang sehingga sangat
cocok bagi anda yang ingin menikmati kenyamanan. Deburan ombak dan semilir
angin pantai menambah ke exsotikan pantai ini. Karena pantai ini masih tenang
dan asri banyak wisatawan lokal dan mancanegara datang ke pantai ini untuk
menikmati indahnya pemandangan pantai ini.
Dari Pantai ini juga anda dapat
menyaksikan tenggelamnyanya matahari ke peraduan (sunset). Di pantai ini
terdapat dermaga perahu boat milik perusahaan penangkaran kerang mutiara yang
sering dijadikan sebagai spot/arena memancing oleh penduduk sekitar. Selain itu
juga ditempat ini terdapat peninggalan sejarah berupa sebuah tugu berbentuk
segitiga yang konon menurut cerita dari dalam tugu itu dulunya pernah keluar
keris yang mampu memancarkan sinar. Pada setiap bulan Agustus sangat
peringatan HUT RI dan HUT Kota Negara, pantai ini dijadikan sebagai tempat
finish lomba Jukung layar. Aktifitas yang dapat dilakukan di pantai ini antara
lain: berenang, bersantai dan memancing.
Nama Pantai Candi Kusuma diambil
dari nama Desa, agar memudahkan orang untuk mengingatnya
Pada awalnya penduduk sekitar
dulunya adalah nelayan, seiring perkembangan zaman dengan hadirnya perusahaan
keramba penangkaran kerang mutiara banyak diantara mereka berkerja menjadi
pegawai diperusahaan penangkaran kerang mutiara tersebut.
Fasilitas
yang terdapat di Pantai Candi Kusuma ini antara lain vila, hotel, warung
penjual makanan dan minuman serta area parkir.
Jarak
tempuh yang diperlukan bila anda ingin berkunjung ke Pantai Candi Kusuma ini
lebih kurang 110 km dengan waktu kira-kira 2 jam perjalanan dari Kota Denpasar
Untuk menunjang keterbatasan
sumber air yang dimana sumber persediaan air hanya ada pada saat musim
penghujan, maka masyarakat sangat mendambakan agar sarana air dapat tersedia
dengan cukup dan teratur untuk dapat meningkatkan usaha pertanian di daerah
desa Ekasari dan sekitarnya. Maka dibangunlah sebuah Bendungan yang
bernama Bendungan
Palasari yang terletak di dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan
Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Bendungan Palasari ini dilatar belakangi oleh
hutan lindung yang cukup bagus, serta mempunyai hawa yang sejuk. Sehingga
Bendungan Palasari cocok untuk wisata Tirtha serta Wana wisata di daerah
sekitarnya.
Bendungan Palasari
berlokasi 22 km sebelah barat laut kota Negara (pusat kota Jembrana) atau 120
km sebelah barat kota Denpasar, Bali. Dimana pembangunan fisik Bendungan
Palasari dimulai pada bulan April 1986 yang memiliki luas genangan waduk 100 Ha
dengan volume air 8.000.000 m3 dan dapat diselesaikan dalam
waktu 3,5 tahun sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Pembangunan
Bendungan Palasari menelan biaya sebesar Rp 9 Milyar yang bersumber dari
pinjaman Asian Development Bank (ADB). Bendungan Palasari diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada tanggal 23 Juli 1989.
Tujuan
atau fungsi awal dibangunnya Bendungan Palasari adalah sebagai pengendalian
bencana banjir dan irigasi. Namun daerah genangan waduk yang cukup luas sangat
bermanfaat pula bagi usaha perikanan air tawar. Di Bendungan ini juga terdapat
banyak ikan – ikan seperti ikan mujair, ikan nila, gurame, ikan gabus, lele,
kaper, udang, dan masih banyak ikan air tawar lainnya. Bagi Anda para
wisatawan yang berkunjung ke Bendungan Palasari, Anda bisa menyalurkan hobi
memancingnya di Bendungan ini.
Selain berfungsi
sebagai sumber pengairan pertanian, Bendungan Palasari ini juga di jadikan
objek wisata. Para wisatawan yang berkunjung atau berwisata ke Bendungan ini
tidak hanya sekedar menikmati pemandangan saja, namun bagi para wisatawan yang
mempunyai hobi motor cross dan off road dapat menyalurkan hobinya di daerah
sekitar Bendungan, karena di area Bendungan ini terdapat area motor cross dan off
road. Biasanya pada hari – hari tertentu diadakan perlombaan motor cross dan
off road di Bendungan Palasari ini.
Sekitar tiga tahun yang lalu
salah satu bank swasta terbesar di Indonesia menjadikan objek wisata
Bendungan Palasari ini sebagai tempat syuting iklan yang bertujuan untuk
mempromosikan bank swasta tersebut.
Bila Anda berkunjung ke
Bendungan Palasari, Anda tidak perlu khawatir untuk masalah tiket masuk tempat
wisata, karena pada hari – hari tertentu saja dikenakan karcis masuk ke wilayah
Bendungan ini. Harga tiket masuknya pun masih sangat terjangkau yaitu Rp 1000
untuk roda dua dan Rp 2000 untuk roda empat.
Penginapan juga
tersedia bagi para pengunjung atau wisatawan yang ingin menginap atau bermalam
di daerah Bendungan ini. Tak jauh dari Bendungan ini terdapat sebuah Taman Wana
Villas and Spa yang bisa digunakan sebagai alternatif sarana untuk menginap.
Namun bila Anda ingin penginapan yang lebih terjangkau, Anda bisa menuju daerah
pantai Candikusuma, Jembrana, Bali . Karena
disana terdapat sebuah hotel yang bernama Hotel Klarisa yang bisa Anda gunakan
untuk bermalam.
Museum Manusia Purba Gilimanuk
Museum Manusia Purba Gilimanuk, berdiri di lahan seluas 5
hektar, dengan bangunan berlantai tiga. Masing-masing lantai terdapat benda
purbakala yg berbeda-beda. Pada lantai satu terdapat sarkofagus dan kerangka
manusia purba. Kerangka manusia purba ini ditemui dalam bentuk atau mengambil
posisi menyerupai bayi dalam kandungan. Hal ini dikaitkan dengan kepecayaan
saat itu dimana kehidupan manusia terdiri dari tiga siklus, yaitu lahir, hidup dan
mati.
Sedangkan
pada lantai dua tersimpan tajak perunggu yang digunakan untuk pertanian dan
berburu. Tajak ini beserta manik-manik, gerabah dan kapak, dipakai sebagai
bekal untuk berburu.
Menurut I Gede Bagus Ketut Ari
Susila, koordinator Museum Purba Gilimanuk, tajak perunggu ada dua jenis yaitu
berbentuk jantung dan berbentuk lonjong. Tajak ini digunakan sebagai alat
bercocok tanam dan berburu. Disamping itu, tajak juga dipakai sebagai bekal
kubur. “Orang yang meninggal dibekali tajak, karena kepercayaan jaman dahulu,
setelah meninggal masih ada kehidupan di alam roh,” ungkap Ari Susila.
Sementara itu di
lantai tiga Museum dijumpai perlengkapan dapur seperi gerabah, piring, kerang
serta aksesoris seperti manik-manik dan anting, Penemuan kerang menandakan
bahwa jaman perundagian tersebut tersebut, manusia telah mengkonsumsi kerang
Benda-benda purbakala tersebut
diperkirakan berasal dari jaman perundagian sekitar tahun 600 sebelum masehi
hingga 800 tahun setelah masehi. Keberadaan benda-benda tersebut ditemukan di
daerah gilimanuk pada areal seluas sekitar 20 hektar.
Museum
Manusia Purba ini selain dikunjungi untuk penelitian, juga kerap dikunjungi
para siswa ketika musim liburan. Tentunya diharapkan masyarakat bisa lebih
memberdayakan keberadaan museum ini.(gus)
Desa
yang terletak 10 kilometer tenggara Kota Negara ini menyimpan pesonanya
sendiri. Ini adalah desa yang memancarkan panorama alam pedesaan Bali
sejati.
Terdapat
sawah yang menghampar dan tampak para perempuan aktif menenun. Hasil tenunan perempuan
di Desa Sangkaragung lebih dikenal dengan sebutan cagcag. Buah karya mereka
sudah dikenal luas sampai ke mancanegara.
Sangkaragung
juga dikenal sebagai desa pelestari jegog, karena di desa ini telah
dikembangkan jegog masal yang dikelola oleh masyarakat. Jegog sudah mendapat
tempat pentas layak, baik di hotel berbintang maupun berbagai event
internasional.
Di
desa ini, jegog dipentaskan bagi wisatawan setiap Kamis dan Minggu di Sanggar
Jegog Suar Agung. Wisatawan juga bisa belajar memainkannya.
Taman
Nasional Bali Barat
Sejarah Kawasan Taman Nasional
Bali Barat,Pada tanggal 24 Maret 1911 seorang biologiawan dari Jerman, Dr.
Baron Stressman yang terpaksa mendarat karena kapal Ekspedisi Maluku II rusak
di sekitar Singaraja selama ± 3 bulan, menemukan burung Jalak Bali sebagai
spesimen penelitiannya di sekitar Desa Bubunan ± 50 Km dari Singaraja. Kemudian
pada tahun 1025 dilakukan observasi intensif oleh Dr. Baron Viktor von Plesen,
atas pendapat Stressman yang melihat Jalak Bali sangat langka dan berbeda
dengan jenis lain dari seluruh spesimen yang dia peroleh, dan diketahui
penyebaran Jalak Bali hanya mulai Desa Bubunan sampai ke Gilimanuk seluas ± 320
Km2.
Untuk melindungi keberadaan
spesies yang sangat langka yaitu burung Jalak Bali dan Harimau Bali,
berdasarkan SK Dewan Raja-Raja di Bali No.E/I/4/5/47 tanggal 13 Agustus 1947
menetapkan kawasan hutan Banyuwedang dengan luas 19.365,6 Ha sebagai Taman
Pelindung Alam / Natuur Park atau sesuai dengan Ordonansi Perlindungan Alam
1941 statusnya sama dengan Suaka Margasatwa.
Kawasan hutan Bali Barat
dipandang memenuhi syarat untuk pengembangan hutan tanaman dibandingkan dengan
bagian lain di Propinsi Bali (Menurut Brigade VIII Planologi Kehutanan Nusa
Tenggara Singaraja, Tahun 1974). Sehingga sejak tahun 1947/1948 sampai dengan
1975/1976 di RPH Penginuman telah dilakukan pengembangan hutan tanaman dengan
jenis Jati, Sonokeling, dan rimba campuran seluas 1.568,24 Ha. Tahun 1968/1969
sampai dengan 1975/1976 dikembangkan hutan tanaman Kayu Putih dan Sonokeling di
RPH Sumberkima serta pada tahun 1956/1957 di RPH Sumberklampok telah dilakukan
penanaman Sawo Kecik, Cendana, Bentawas, Sonokeling, dan Talok seluas 1.153,60
Ha. Dalam pelaksanaan penanaman ini dilakukan perabasan dan eksploitasi
beberapa jenis hutan evergreen Sumberrejo dan Penginuman dan tebang pilih hutan
alam Sawo Kecik di Prapat Agung.
Berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur KDh Tk. I Bali No. 58/Skep/EK/I.C/1977 tahun 1977 tanah Swapraja
Sombang seluas 390 Ha ditambahkan ke dalam kawasan sebagai pengganti kawasan
yang terpakai untuk pembangunan Propinsi Bali dan kemudian SK Menteri Pertanian
No. 169/Kpts/Um/3/1978 tanggal 10 Maret 1978 menetapkan Suaka Margasatwa Bali
Barat Pulau Menjangan, Pulau Burung, Pulau Kalong dan Pulau Gadung sebagai Suaka
Alam Bali Barat seluas 19.558,8 Ha.
Deklarasi Menteri Pertanian
tentang penetapan Calon Taman Nasional Nomor 736/Mentan/X/1982 kawasan Suaka
Alam Bali Barat ditambah hutan lindung yang termasuk ke dalam Register Tanah
Kehutanan (RTK) No. 19 dan wilayah perairan sehingga luasnya mencapai 77.000 Ha
terdiri dari daratan 75.559 Ha dan wilayah perairan ± 1.500 Ha. Namun
pengelolaan UPT Taman Nasional Bali Barat sesuai SK Menteri Kehutanan No.
096/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984 secara intensif hanya seluas 19.558,8 Ha
daratan termasuk hutan produksi terbatas (HPT) dengan pembagian zonasi Zona
Inti, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan, dan Zona Penyangga.
Adanya konflik kewenangan di
dalam kawasan TNBB, dimana pengelolaan HPT seluas 3.979,91 Ha adalah kewenangan
Dinas Kehutanan Provinsi Bali, sehingga berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.
493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995 luas Taman Nasional Bali Barat hanya
sebesar 19.002,89 Ha yang terdiri dari 15.587,89 Ha wilayah daratan dan 3.415
Ha wilayah perairan sampai sekarang.
Penataan kawasan pengelolaan
TNBB sesuai fungsi peruntukannya telah ditetapkan berdasarkan SK Dirjen
Perlindungan dan Konservasi Alam No.186/Kpts/Dj-V/1999 tanggal 13 Desember 1999
tentang pembangian zonasi sebagai berikut :
- Zona Inti ; merupakan zona yang
mutlak dilindungi, tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh
aktivitas manusia kecuali yang berhubungan dengan kepentingan penelitian
dan ilmu pengetahuan ; meliputi daratan selauas 7.567,85 hektar dan
perairan laut seluas 455.37 hektar
- Zona Rimba; merupakan zona
penyangga dari zona inti, dapat dilakukan kegiatan seperti pada zona inti
dan kegiatan wisata alam terbatas ; meliputi daratan selauas 6.009,46
hektar dan perairan laut seluas 243.96 hektar
- Zona Pemanfaatan Intensif ; dapat
dilakukan kegiatan seperti pada kedua zona di atas, pembangunan sarana dan
prasarana pariwisata alam dan rekreasi atau penggunaan lain yang menunjang
fungsi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya ; meliputi
daratan selauas 1.645,33 hektar dan perairan laut seluas 2.745.66 hektar
Zona
Pemanfaatan Budaya ; Zona ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan terbatas
untuk kepentingan budaya atau relegi ; selauas 245,26 hektar yang digunakan
untuk kepentingan pembangunan sarana ibadat umat Hindu
Potensi Flora dan Fauna Taman Nasional Bali Barat
Fauna
TNBB seringkali identik sebagai taman nasional yang dibentuk untuk memberikan perlindungan bagi kelangsungan / keberadaan Jalak Bali (Leucopsar rothchildi). Namun secara umum dapat dikatakan kawasan TNBB kaya akan potensi fauna. Berdasarkan jenisnya, fauna yang terdapat di TNBB antara lain terdiri dari 7 jenis mamalia, 2 jenis reftilia, 105 jenis aves, 120 jenis ikan, dan lain-lain.
TNBB seringkali identik sebagai taman nasional yang dibentuk untuk memberikan perlindungan bagi kelangsungan / keberadaan Jalak Bali (Leucopsar rothchildi). Namun secara umum dapat dikatakan kawasan TNBB kaya akan potensi fauna. Berdasarkan jenisnya, fauna yang terdapat di TNBB antara lain terdiri dari 7 jenis mamalia, 2 jenis reftilia, 105 jenis aves, 120 jenis ikan, dan lain-lain.
Jenis-jenis fauna yang dilindungi yang terdapat di TNBB antara lain:
No
|
Nama
|
Nama
Ilmiah
|
Status
|
1
|
Jalak Bali
|
Leucopsar rothschildi
|
langka; dilindungi
|
2
|
Trenggiling, Kesih (Bali)
|
Manis javanicus
|
Langka; dilindungi katagori II (CITES)
|
3
|
Jelarang, Kapan-kapan (Bali)
|
Ratufa bicolor
|
Langka; dilindungi katagori II (CITES)
|
4
|
Landak
|
Hystric branchyura
|
Langka
|
5
|
Kueuk
|
Felis marmorata
|
langka; dilindungi populasi menurun
|
6
|
Menjangan
|
Cervus timorensis
|
Dilindungi; katagori II (CITES)
|
7
|
Banteng
|
Bos javanicus
|
langka; menuju kepunahan katagori III vulnerable
|
8
|
Pelanduk, Kancil (Bali)
|
Trangulus javanicus
|
langka; dilindungi populasi menurun
|
9
|
Biawak
|
Varanus salvator
|
langka;
|
10
|
Penyu rider
|
Lepidochelys olivceae
|
langka; dilindungi
|
Vegetasi
Berdasarkan ketinggian tempat maka kawasan TNBB dibagi dalam 2 ekosistem yakni Tipe Ekosistem Darat yang meliputi : Ekosistem Hutan Mangrove, Ekosistem Hutan Pantai, Ekosistem Hutan Pantai, Ekosistem Hutan Musim, Ekosistem Hutan Hujan Dataran Rendah, Ekosistem Evergreen, Ekosistem Savana, dan Ekosistem River Rain Forest. Sedangkan Tipe Ekosistem Laut meliputi Ekosistem Coral Reef, Ekosistem Padang Lamun, Ekosistem Pantai Berpasir, Ekosistem Perairan Laut Dangkal, Dan Ekosistem Perairan Laut Dalam.
Berdasarkan ketinggian tempat maka kawasan TNBB dibagi dalam 2 ekosistem yakni Tipe Ekosistem Darat yang meliputi : Ekosistem Hutan Mangrove, Ekosistem Hutan Pantai, Ekosistem Hutan Pantai, Ekosistem Hutan Musim, Ekosistem Hutan Hujan Dataran Rendah, Ekosistem Evergreen, Ekosistem Savana, dan Ekosistem River Rain Forest. Sedangkan Tipe Ekosistem Laut meliputi Ekosistem Coral Reef, Ekosistem Padang Lamun, Ekosistem Pantai Berpasir, Ekosistem Perairan Laut Dangkal, Dan Ekosistem Perairan Laut Dalam.
Jenis-jenis flora yang dilindungi yang terdapat di TNBB antara lain:
No
|
Nama
|
Nama
Ilmiah
|
Status
|
1
|
Bayur
|
Pterospermum diversifolium
|
Tanaman langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No.
54/Kpts/Um/2/1972
|
2
|
Buni
|
Antidesma bunius
|
Tanaman langka
|
3
|
Bungur
|
Langerstroemia speciosa
|
Tanaman langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No.
54/Kpts/Um/2/1972
|
4
|
Burahol
|
Steleochocarpus burahol
|
Langka
|
5
|
Cendana
|
Santalum album
|
Tanaman langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No.
54/Kpts/Um/2/1972
|
6
|
Kemiri
|
Aleuritas moluccana
|
Tanaman langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No.
54/Kpts/Um/2/1972
|
7
|
Kepah, Kepuh (
|
Sterculia foetida
|
Tamanam langka IUCN
|
8
|
Kesambi
|
Schleichera oleosa
|
Tamanam langka IUCN
|
9
|
Kruing bunga
|
Diptercocaus Hasseltii
|
Tanaman langka BTNBB
|
10
|
Mundu
|
Garcinia dulcis
|
Tamanam langka IUCN
|
11
|
Pulai
|
Alstonia scolaris
|
Tamanam langka IUCN
|
12
|
Sawo kecik
|
Manilkara kauki
|
Tamanam langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No.
54/Kpts/Um/2/1972)
|
13
|
Sono keling
|
Dalbergia latifolia
|
Tanaman Langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No.
54/Kpts/Um/2/1972)
|
14
|
Trengguli
|
Cassia fistula
|
Tanaman Langka
|
Aksesibilitas menuju Taman Nasional Bali
Barat terletak di ujung barat Pulau Bali lebih kurang 2 Kilometer dari
Pelabuhan Penyebrangan Gili,manuk. Untuk sampai ke kawasan ini dapat dicapai
dengan kendaraan darat. Dari Ibu Kota Propinsi Bali, Denpasar, dapat ditempuh
selama ± 3 jam perjalanan darat.
Sarana Prasarana Pendukung Sekitar Kawasan:
Beberapa sarana dan prasarana untuk kepentingan wisata alam yang ada antara lain : beberapa obyek wisata yang berada di dalam kawasan Taman Nasional maupun di sekitar kawasan Taman Nasional. Untuk di dalam kawasan Taman Nasional, kebanyakan berupa wisata budaya yang berupa pura. Beberapa sarana yang dimiliki oleh Taman Nasional diantaranya Information Centre di Kantor Taman Nasional, shelter-shelter yang tersebar di dalam kawasan.
Beberapa sarana dan prasarana untuk kepentingan wisata alam yang ada antara lain : beberapa obyek wisata yang berada di dalam kawasan Taman Nasional maupun di sekitar kawasan Taman Nasional. Untuk di dalam kawasan Taman Nasional, kebanyakan berupa wisata budaya yang berupa pura. Beberapa sarana yang dimiliki oleh Taman Nasional diantaranya Information Centre di Kantor Taman Nasional, shelter-shelter yang tersebar di dalam kawasan.