Senin, 02 April 2012

Jembrana


Bunut Bolong, Pohon Unik yang Memiliki Lubang

Bunut Bolong adalah pohon suci dan unik yang memiliki lubang pada batangnya dan terletak tepat di jalan. Nama Bunut Bolong sendiri diberikan adalah karena karakteristik unik yang                  dimiliki oleh pohon ini. Kata "Bunut" adalah kata Bali untuk jenis pohon tertentu yang memiliki karakteristik yang mirip dengan beringin, dan kata "Bolong" berarti "lubang", dengan demikian kata "Bunut Bolong" berarti pohon Bunut yang memiliki lubang di dalamnya. Sebagai fakta yang penting, pohon suci ini memiliki lubang besar pada bagian bawahnya, begitu besar sehingga jalan dapat melaluinya dan diameter lubang dapat menampung hingga dua mobil secara berdampingan. Bunut Bolong juga memiliki aura magis yang kuat, yang diyakini oleh semua masyarakat yang tinggal di sekitar pohon ini.





Bunut Bolong terletak di Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Terletak kira-kira 11 km ke utara dari jalan utama Denpasar - Gilimanuk, 86 km dari Denpasar. Pohon suci ini terletak pada pebukitan di sisi timur, diapit oleh perkebunan cengkeh, serta di sisi barat terdapat ngarai dengan hutannya yang masih terawat baik dengan tanaman tropis yang rimbun dan hijau. Tempat ini dapat dituju dengan menggunakan mobil ataupun sepeda motor.
Terdapat sebuah tempat suci di sisi jalan. Pura yang berada di sekitar pohon suci ini dikenal sebagai Pura Pujangga Sakti, yang didirikan untuk menghormati seorang Maha Guru Hindu yang bijak, Dang Hyang Sidhi Mantra, yang kebetulan melewati daerah ini ratusan tahun yang lalu. Di sisi barat terdapat hutan luas yang membentang dari selatan ke utara, benar-benar pemandangan yang sangat menarik untuk dinikmati. Jika berdiri di sekitar Bunut Bolong, kita juga akan dapat melihat-lihat perkebunan cengkeh di sekitarnya.





Bunut Bolong sebagai salah satu tujuan wisata, masih berada dalam kondisi yang sangat alami. Tidak terdapat tempat parkir, toilet, restoran, dan toko cinderamata. Udara segar dan kondisi yang tenang di Bunut Bolong akan membuat para wisatawan yang berkunjung merasa santai dan damai. Untuk saat ini, Bunut Bolong sering dikunjungi oleh wisatawan domestic, tetapi wisatawan asing juga terkadang mengunjungi tempat ini, tetapi tidak sebanyak wisatawan domestik. Bunut Bolong adalah tempat yang tepat bagi anda yang ingin mengunjungi tujuan wisata yang masih alami dan jauh dari keramaian.
Pantai Pengeragoan

Obyek wisata ini terletak di Desa Pengeragoan, kecamatan Pekutatan, tepatnya di Pintu Gerbang Timur Kabupaten Jembrana, berbatasan dengan Kabupaten Tabanan, di pinggir selatan jalan raya yang menghubungkan Gilimanuk-Denpasar.

Pantai berpasir hitam dengan deburan ombak Samudra Indonesia dan lambaian pohon nyiur dan pandan ini cocok untuk tempat istirahat sejenak bagi wisatawan. di bagian utara Desa Pengeragoan, merupakan tempat terindah untuk menikmati pemandangan Pantai Pengeragoan.
 Pantai Pengeragoan sekalipun belum seterkenal Pantai Kuta, Pantai Jimbaran, atau Pantai Lovina, namun banyak menyimpan potensi wisata yang menarik dan unik. Pantai Pengeragoan bercirikan pasir hitam dengan deburan ombak yang besar serta lambaian pohon yang nyiur ini dianggap sebagai tempat yang cocok dan tepat bagi Anda yang ingin menepi diri dan menenangkan fikiran, menghindar sementara dari hiruk pikuk dan ramainya kota besar.
pantai-pengaragoanPantai Pengeragoan terkenal memiliki banyak pohon pandan. Eksotisme dan kealamian pantai yang masih belum terjamah banyak manusia menjadi daya tarik utama dari pantai yang menjadi daya tarik wisata di Kawasan Pekutatan ini. Berbagai kegiatan bisa dilakukan di Pengeragoan ini diantaranya bersantai, berenang, menyantap makanan di tepi pantai, memancing, menikmati sunset, dsb. Anda bisa datang sendiri, bersama keluarga, kolega, ataupun teman-teman sekadar untuk melepaskan penat dan kangen.
Bagi Anda yang memiliki cukup waktu, maka disarankan untuk juga menikmati alam pedesaan Dusun Badingkayu yang memiliki hawa sejuk serta hutan tropis dan kebun cengkeh yang memukau. Alam pedesaan ini bisa dijumpai di dataran tinggi bagian utara Desa Bali – Jembrana, Pantai Pengeragoan. Nah, di perbukitan Dusun Badingkayu ini ialah lokasi terindah untuk mengeksplorasi keindahan Pantai Pengeragoan dari ketinggian. Tertarik?
Kini sudah lumayan tersedia berbagai sarana dan fasilitas bagi pengunjung Pantai Pengeragoan seperti kedai makanan dan minuman, kafe, restoran serta villa bagi Anda yang berminat menghabiskan malam di Pengeragoan ini. Adalah hal yang sangat mengasyikkan ketika selepas seharian Anda bercengkrama dengan pantai dilanjutkan dengan mengunjungi Badingkayu yang indah dan sejuk, malamnya beristirahat di salah satu villa yang tersedia untuk melepaskan lelah. Sungguh pengalaman yang sulit dilupakan!

Pantai Medewi

Pantai Medewi merupakan salah satu daerah tujuan wisata tirta yang berlokasi di Desa Medewi, termasuk di dalam wilayah Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana. Menuju obyek wisata pantai Medewi sangat mudah dengan kendaraan bermotor karena berada sekitar 100 meter dari jalan raya jurusan Denpasar menuju Gilimanuk. Dari ibukota Denpasar hingga sampai di kawasan pantai Medewi akan menempuh jarak lebih kurang 72 km atau memakan waktu perjalanan sekitar satu setengah jam. Sepanjang perjalanan menuju kawasan pantai Medewi akan menemukan pemandangan berupa sawah-sawah yang berjajar di sepanjang tepian pantai. Bila sedang musim panen maka persawahan tersebut akan terlihat indah dan mempunyai keunikan tersendiri.
Sebagai kawasan wisata yang berada di bagian barat pulau Bali, sarana jalan untuk menuju obyek wisata ini sangat bagus sehingga dapat dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua. Dengan perkembangan yang cukup pesat, kawasan wisata pantai Medewi ini juga sudah tersedia fasilitas akomodasi bagi pengunjung atau wisatawan yang ingin menginap. Selain itu, fasilitas-fasilitas penunjang seperti terdapatnya lahan parkir, rumah makan, toilet umum, kamar mandi dan kolam renang, Setiap tahunnya pantai Medewi ini ramai dikunjungi oleh pengunjung atau wisatawan terutama wisatawan mancanegara, yang umumnya datang untuk wisata berselancar (surfing). Saat-saat yang paling ramai dikunjungi oleh pengunjung atau wisatawan yaitu pada hari Minggu dan hari-hari libur serta hari-hari raya.
Pantai Medewi merupakan kawasan pantai yang berbatu-batu dengan memiliki ombak-ombak yang besar. Pantai ini sangat baik untuk wisata berselancar (surfing). Pantai ini berbentuk landai pada bagian sebelah baratnya dengan lekukan ke arah selatan di mana terdapat jajaran perahu-perahu nelayan (jukung) yang ditambatkan sehingga menambah keindahan panorama pantainya. Bila menjelang sore hari di pantai ini, pengunjung dapat pula menyaksikan pemandangan alam yang indah di mana akan terlihat saat-saat matahari akan terbenam (sunset). Dari atas pantai yang sudah dipasang sandaran, setiap pengunjung dapat menikmati keindahan panorama laut sekitar Medewi dengan ombak-ombaknya yang besar sambil duduk-duduk.
Seperti halnya dengan pantai-pantai lainnya di pula dewata ini, pantai Medewi juga menjanjikan daya tarik yang dimilikinya untuk dikunjungi oleh setiap wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Berdasarkan keterangan, nama Medewi yang dipakai nama obyek wisata pantai ini diambil dari nama desa di mana pantai itu berada. Diperkirakan sekitar tahun 1912, desa Medewi secara administratif dibuka sebagai tempat pemukiman warga atau penduduk. Yang membuka untuk pertama kalinya pada saat itu adalah sekelompok atau rombongan orang-orang yang berasal dari desa Mendoyo Dauh Tukad, kecamatan Mendoyo, Kabupaten Daerah Tingkat II Jembrana yang hijrah dan mencari tempat pemukiman baru. Sebelum dilakukan perambasan hutan di daerah tersebut merupakan kawasan hutan yang dipenuhi dengan tumbuhan "ketket". Ketket adalah sejenis tanaman berduri yang duri-durinya sangat banyak. Dengan adanya hutan yang banyak durinya tersebut maka sekelompok orang-orang tersebut memberi nama wilayah itu dengan sebutan hutan Medewi. Setelah berjalannya waktu serta semakin bertambahnya orang-orang yang tinggal menetap di hutan Medewi tersebut, akhirnya kawasan itu menjadi tempat pemukiman atau desa. Kemudian desa tersebut diberi nama Desa Medewi sebagaimana yang dikenal sekarang ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di pulau dewata, yang memiliki pantai dengan keindahan panorama alam lautnya dengan ombaknya yang besar dan berpotensi untuk kegiatan wisata tirta, khususnya berselancar (surfing) yang diminati wisatawan mancanegara
Pura Rambutsiwi

Sejarah Pura Rambut Siwi


Cerita ini dimulai ketika ida maharsi markandia bertapa di gunung raung jawa. Pada waktu beliau bertapa digunung raung jawa, beliau melihat sinar suci yang berasal dari suatu daerah (yang nantinya dikenal dengan bali). Singkat cerita, sesuai dengan petunjuk maka kemudian beliau menelusuri ke tempat sinar itu muncul. Kemudian berangkatlah beliau menuju ke bali. Perjalanan pertama beliau dari jawa menuju bali adalah masuk lewat pantai (yang sekarang menjadi lokasi pura rambut siwi). Sesampainya ditempat ini kemudian beliau beristirahat beberapa hari sambil beliau mencari petunjuk kearah mana beliau harus berjalan. Selama beristirahat di tempat ini, beliau senang duduk di sebuah tebing yang agak menjorok ke laut. Kenapa beliau senang duduk di tempat ini karena dari tempat ini beliau bisa mengamati keseluruhan hamparan pesisir pantai barat bali. Dari tempat ini akan bisa dilihat jika ada perahu atau orang yang mau masuk ke bali lewat pantai bali barat. Selama bertapa beberapa pekan di lokasi tebing ini (posisi tebing ini sekarang ada di tebing depan pura melanting yang ada dikomplek pura rambut siwi), beliau mendapat petunjuk dari sanghyang jagatnata (alam semesta) tentang pulau bali. Isi petunjuknya adalah pulau bali merupakan pulau yang sangat suci tempat stana para dewa-dewi, hal inilah yang menyebabkan pulau ini susah bisa dimasuki/didiami oleh manusia, oleh karena ida maharsi markhandia telah diundang sebagai orang pertama yang diijinkan masuk kebali untuk menata pulau bali, maka untuk melindungi pulau bali dari orang-orang yang mencoba mengikuti perjalanan ida maharsi markandia, maka sanghyang jagatnata(alam semesta) menitahkan ida rsi untuk membuat pelindung/benteng dipantai bali barat sehingga hanya orang-orang yang mendapatkan izin dari alam bali saja yang akan bisa masuk ke bali. Kemudian ida rsi bertapa di tebing ini memuja dewa wisnu dan dewa baruna yang menguasai lautan. Karena ketulusan dan ketekunan tapa beliau akhirnya doa ida rsi markandea dikabulkan oleh para dewa yang berstana dilautan. Sekonyong-konyong, disepanjang tengah laut barat bali kemudian muncul jaring-jaring seperti jaring net untuk bola voli yang bersinar seperti nyala lidah api. Jaring-jaring ini terbuat dari rumput laut (dibali dikenal dengan bulung rambut) yang dijalin/dirangkai seperti jaring. Jaring ini berfungsi sebagai filter untuk orang yang akan masuk ke bali. Jika orang pantas masuk ke bali maka jaring net ini akan turun ke laut sehingga orang bisa masuk ke bali. Jika orang tidak pantas masuk ke bali maka jaring ini akan naik ke atas sehingga akan terjadi fenomena dilautan sehingga orang/perahu yang mencoba masuk tidak akan bisa menyeberang. Fenomena inilah yang kemudian membuat ida rsi markhandia menamakan tempat ini sebagai Rambut Siwi yang artinya jalinan/untaian rumput laut yang berbentuk seperti rambut. Karena kekuatan tapa dalam melindungi laut barat bali inilah maka ida maharsi markandia kemudian diberi gelar Sanghyang Baruna Gni. Dan laut dipantai bali barat diberikan nama Dalem Segara Gni.Saya bercerita ini bukanlah suatu karangan akan tetapi kisah nyata. Jika ada cerita tentang perjalanan ida peranda sakti wawu rauh terkait dengan rambut siwi, itu tidak lebih seperti orang jaman sekarang yang melakukan tirta yatra ke suatu pura. Dan sesuai dengan babad dwijendra tattwa yang mengisahkan perjalanan peranda sakti wawu rauh, di dalam babad itu jelas diceritakan bahwa ketika peranda sakti wawu rauh sampai ke lokasi pura rambut siwi sekarang, saat itu sudah ada pura disana itulah pura peninggalan ida maharsi markhandia. Mudah-mudahan dengan cerita ini para semeton warga bhujangga waisnawa tidak akan lewat begitu saja ketika melewati pura rambut siwi

Pura Rambutsiwi sebagai obyek wisata, merupakan lingkungan suatu pura yang bernama Pura Rambutsiwi, yang dikelilingi oleh sawah yang membentang luas dan berteras-teras, di sebelah Selatan adalah gundukan tebing dan batu karang yang curam. Selain dikelilingi sawah yang berteras-teras di kejauhan di sebelah Utara kelihatan gugusan pedesaan dan deretan pegunungan yang membujur dari barat ke timur, serta Samudera Indonesia di sebelah Selatan. Di sebelah barat-daya pura terdapat balai tempat istirahat untuk menikmati keindahan panorama laut dengan disertai deburan suara ombak yang cukup mengasikkan. Tidak jauh dari balai tempat istirahat tadi yaitu sebelah Selatan Pura terdapat undag-undag yang curam untuk jalan turun ke pantai. Di pinggir pantai pada tebing batu karang ada dua buah goa yang dianggap suci dan kramat. Suasana di tempat ini sangat tenang sekali dan baik untuk menenangkan pikiran. Di sebelah Timur goa tersebut terletak Pura Rambut Siwi. Menurut tradisi di tempat ini Dang Hyang Nirartha tiba pertama kali.
Lokasi
Pura Rambut Siwi terletak di pinggir pantai Selatan Pulau Bali bagian Barat yaitu di Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Di sebelah Utara pura lebih kurang 200 meter, terbentang jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk dimana terdapat penyawangan Pura Rambut Siwi. Di sini biasanya umat Hindu yang melintasi jalur perjalanan tersebut berhenti sejenak untuk menghaturkan sembah mohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jarak dari kota Denpasar lebih kurang 78 km, perjalanan ke sana dapat dicapai dengan mobil atau sepeda motor. Dapat juga ke sana dengan menumpang kendaraan umum yang cukup banyak lalu lalang dari pagi hingga petang, karena itu tidak ada masalah sama sekali mengenai transportasi. Jika pengunjung menggunakan kendaraan bermotor, kendaraan tersebut bisa langsung diparkir di dekat (sebelah timur) pura. Lama perjalanan dari kota Denpasar sekitar 2 jam, dan dalam perjalanan banyak melalui jalan yang berkelok-kelok, menanjak naik-turun, sehingga banyak menyaksikan keindahan alam sepanjang perjalanan.
Fasilitas
Rambutsiwi telah didukung dengan sarana dan prasarana, seperti sudah tersedianya tempat parkir, toilet umum, wantilan dan bangunan sasana budaya untuk tempat pertemuan. Di pinggir jalan raya di sebelah Utara terdapat warung-warung yang menjual makanan dan minuman. Di sekitar lingkungan pura (terutama di sebelah timur dan Barat) ada tempat-tempat istirahat untuk sementara melepaskan lelah sambil melihat-lihat keindahan alam sekitarnya. Disamping itu terdapat pula di sana pameran lukisan maupun barang-barang souvenir lainnya yang dipajang setiap harinya.
Penamaan Pura Rambut Siwi erat hubungannya dengan perjalanan suci (dharma yatra) Dang Hyang Nirartha di Bali pada abad XVI. Beliau menyerahkan rambutnya untuk dipuja oleh masyarakat, sehingga pura itu bernama Rambut Siwi (memuja rambut). Dengan demikian pura ini sudah ada sejak abad XVI. Jika kita perhatikan struktur pura ini, tidaklah menyimpang dari struktur pura pada umumnya di Bali. Halaman pura terbagi atas tiga halaman. Pembagian tiga halaman mungkin dapat dihubungkan dengan pembagian dunia atas tiga bagian yang disebut Tri Loka, yaitu Bhur Loka (alam bawah), Bhwah Loka (alam tengah), dan Swah Loka (alam atas). Halaman tersuci adalah halaman dalam, dan palinggih pokok terletak di halaman dalam. Palinggih pokok di pura ini adalah bangunan suci meru tumpang tiga yang terletak di bagian Timur menghadap ke Barat. Bangunan suci meru itulah sebagai tempat pemujaan Bathara Sakthi Wawu Rauh/Dang Hyang Nirarta. Dalam babad Dwi Jendra Tatwa disebutkan bahwa di Pura Rambut Siwi dipuja secara simbol rambut dari Dang Hyang Nirartha. Selain pemujaan rambut, secara simbol pada masa Indonesia Kuna diketahui pula adanya kebiasaan memuliakan telapak kaki. Prasasti Ciaruteun di Jawa Barat yang berasal dari abad V menyebutkan adanya bekas dua telapak kaki raja Purnawarman yang disamakan dengan telapak kaki Dewa Wisnu. Demikian pula peninggalan purbakala berupa pahatan sepasang alas kaki raja Purnawarman yang disamakan dengan telapak kaki Dewa Wisnu. Demikian pula peninggalan purbakala berupa pahatan sepasang alas kaki di Pura Bukit Dharma Kutri Gianyar diperkirakan sebagai suatu simbol bahwa raja Marakata memerintah atas nama Airlangga di Jawa Timur. Pengatasnamaan pemerintahan Airlangga oleh adiknya Marakata itulah yang dikaitkan dengan adanya pahatan alas kaki tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa telapak kaki adalah simbol kekuasaan seorang raja, sedangkan pemujaan rambut mungkin dapat dihubungkan dengan simbol kesaktian dan kebesaran seorang pendeta di bidang agama, dalam hal ini adalah Dang Hyang Nirartha. Apabila anggapan itu benar, maka fungsi Pura Rambut Siwi selain sebagai tempat untuk memuja Tuhan, juga sebagai tempat pemujaan untuk memuja kebesaran dan kesaktian Dang Hyang Nirartha. Berdasarkan fungsinya tersebut maka pura ini tergolong sebagai pura yang mempunyai status sebagai seorang Dang Kahyangan. Perlu juga dikemukakan bahwa di dalam meru tumpang tiga tersimpan empat buah arca, sebuah berwujud laki-laki, dan yang lainnya berwujud perempuan. Keempat arca tersebut diduga sebagai arca Dang Hyang Nirartha beserta istri dan kedua putrinya.
Pantai Delod Berawah
delod-berawahPantai Delod Berawah yang terletak di Desa DelodBerawah Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana,sebenarnya menyimpan keindahan panorama tersendiri yang sebagai obyek wisata pantai yang belum tergarap secara msksimal.
Wisatawan yang berkunjungpun hanya wisatawan domestik saja,memeng sesekali ada turis asing yang kelihatan,tapi masih jarang.

Berbagi upaya pemda jembrana mengembangkan objek wisata ini diantaranya di bangun kolam renang air laut.Kolam tersebut terletak di tepi pantai Dlod Brawah, terdiri atas kolam renang dewasa dan kolam renang anak-anak, ini menjadi alternatif tempat berliburan baru dan memberikan hiburan bagi masyarakat.



Fasilitas kolan ini dilengkapi, tempat bilas dan kamar mandi sudah berdiri megah. Rencana pengembangan berikutnya fasilitas ini akan dilengkapi dengan sarana-sarana penunjang seperti taman bermain untuk anak-anak, kios-kios serta penataan tempat parkir. Pengembangan akan dilakukan di timur kolam yang ada sekarang.


Selain itu, kolam air laut mempunyai efek Hydrotherapy yang berdampak pada :
* Fisioterapi dalam arti membantu proses pemulihan untuk dapat mengaktifkan kembali anggota tubuh bagi penderita yang mengalami penyakit/gangguan pada fungsi gerak tubuh.
* Membantu pemulihan penyakit Rematik/gangguan pada sendi.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk penyakit syaraf.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk penyakit asma.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan dari rasa kesemutan.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk Penyakit Stroke.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan untuk penyakit ? penyakit kulit.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan dari rasa pegal-pegal di badan.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan dari rasa linu-linu pada tubuh.
* Membantu pemulihan/proses penyembuhan penyakit gatal pada kulit.
* Menghaluskan kulit,
* Mempunyai efek pada penambahan kekebalan pada daya tahan tubuh.
* Mempunyai efek terhadap kejiwaan/psychologis antara lain membantu proses pemulihan untuk penyakit :
1. Insomnia/penyakit susah tidur.
2. Stress /ketegangan.
3. Anxiety/kecemasan/kegelisahan.
Untuk tiket masuk ke Taman Rekreasi Tirta Samudra Dlod Brawah hari-hari biasa /umum anak-anak Rp 1.500, dewasa Rp 3.000,-. Khusus untuk anak sekolah / group 50 orang lebih dikenai tiket per orang Rp 1000,-
Dari taman rekreasi kolam renang kita berjalan menuju pesisir pantai,pemandamgan pantai sangat indah, ombak pantai sambung menyambung sangat cocok untuk olah raga surfing.



Perancak
Obyek Wisata Perancak merupakan sebuah obyek wisata yang indah, bibir pantainya yang dihiasi perahu-perahu nelayan merupakan suatu keindahan tersendiri untuk dinikmati.
Setiap tahun obyek wisata perancak dijadikan tempat untuk lomba sampan dayung tradisional yang biasanya dirangkaikan dengan HUT kota Negara.


Di Desa Perancak terdapat tempat Pelestarian Penyu Laut yaitu “Kurma Asih” karena Pantai Perancak sangat cocok untuk tempat bertelor bagi Penyu. Ditempat ini wisatawan dapat menikmati keindahan pantai dan melakukan kegiatan pelepasan Tukik/Anak Penyu ke Laut.
Disamping tempat pelestarian Penyu di desa Perancak juga terdapat Pusat Riset Teknologi Kelautan, stasiun Bumi NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) yang berfungsi untuk menentukan titik-titik berkumpulnya ikan di laut yang dipantau dari satelit. Pada lokasi yang sama wisatawan juga dapat melihat hamparan tumbuhan bakau yang beraneka ragam jenisnya. Di desa Perancak juga terdapat tempat penyulingan air laut menjadi air mineral yang berkadar Oksigen Tinggi yaitu Megumi.
Pantai Baluk Rening
Pantai Baluk Rening merupakan salah satu wisata pantai di Jembrana yang berlokasi di Desa Baluk, kecamatan Negara, kabupaten Jembrana, Bali. Lokasi objek wisata ini terletak sekitar empat kilometer sebelah selatan jalan raya utama Denpasar – Gilimanuk. Tepatnya ke arah selatan dari kilometer lima sebelah barat kota Negara, Jembrana – Bali . Atau Anda bisa menempuhnya dari pelabuhan Gilimanuk dengan jarak kurang lebih 30 km dengan waktu tempuh tak lebih dari 30 menit.
Salah satu pantai di Jembrana (Bali barat) ini biasanya paling ramai dikunjungi pada akhir pekan dan pada saat liburan. Selain sebagai objek wisata, pantai Baluk Rening juga dipercaya memiliki khasiat yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti rematik atau asam urat. Terapi rematik ini bisa dilakukan dengan cara mandi di pantai Baluk Rening ini atau juga bisa dengan menimbuni badan Anda dengan pasirnya, badan Anda pasti akan terasa lebih segar dan bugar. Ombak di pantai Baluk Rening ini juga tidak terlalu besar, jadi aman buat Anda para wisatawan yang ingin bermain air di pantai ini. Dari pantai Baluk Rening Anda juga bisa melihat pemAndangan dengan latar belakang pegunungan di Jawa Timur. PemAndangan akan terlihat lebih indah pada pagi dan sore hari. Namun pada sore hari Anda juga bisa melihat indahnya pemAndangan matahari tenggelam atau sunset. Obyek wisata pantai baluk rening juga sangat menarik dengan adanya tebing – tebing dibibir pantai yang cukup tinggi sehingga menambah panorama yang sangat indah di bagian selatan.
pantai-baluk-rening-12Pantai Baluk rening biasanya dikunjungi oleh wisatawan – wisatawan lokal dan ada juga wisatawan asing. Ada juga wisatawan yang mampir ke pantai ini adalah wisatawan dari Jawa menuju Denpasar atau juga sebaliknya wisatawan yang dari Denpasar menuju Jawa. Mereka mampir ke pantai Baluk Rening sekedar untuk melepas lelah karena perjalanan jauh, ada yang untuk mandi di pantai, dan ada juga yang datang untuk terapi rematik.
Untuk bisa lebih leluasa menikmati indahnya pantai Baluk Rening ini, Anda bisa menginap di hotel yang berada di sekitar pantai ini. Untuk masalah kenyamanan Anda tak perlu meragukannya lagi. Dan harga sewanya pun cukup terjangkau. Selain terdapat hotel atau penginapan, di sekitar Pantai Baluk Rening ini juga terdapat beberapa restoran dan rumah makan seafood..
Apabila Anda tidak mempunyai kendaraan untuk mengunjungi tempat – tempat tersebut, di daerah kota Negara juga terdapat rentcar. Anda bisa menyewa mobil sesuai selera Anda dengan harga yang terjangkau
Pantai Candi Kusuma

Keunikan daya tarik wisata dan adat istiadat dan pantai di Bali banyak menarik minat para wisatawan untuk datang dan menyaksikan keindahannya, salah satu keindahan tersebut adalah Pantai Candi Kusuma yang terletak di Desa Candi Kusuma, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Pantai Candi Kusuma memiliki panorama yang indah dan menawan dengan suasana yang tenang sehingga sangat cocok bagi anda yang ingin menikmati kenyamanan. Deburan ombak dan semilir angin pantai menambah ke exsotikan pantai ini. Karena pantai ini masih tenang dan asri banyak wisatawan lokal dan mancanegara datang ke pantai ini untuk menikmati indahnya pemandangan pantai ini.
Dari Pantai ini juga anda dapat menyaksikan tenggelamnyanya matahari ke peraduan (sunset). Di pantai ini terdapat dermaga perahu boat milik perusahaan penangkaran kerang mutiara yang sering dijadikan sebagai spot/arena memancing oleh penduduk sekitar. Selain itu juga ditempat ini terdapat peninggalan sejarah berupa sebuah tugu berbentuk segitiga yang konon menurut cerita dari dalam tugu itu dulunya pernah keluar keris yang mampu memancarkan sinar.  Pada setiap bulan Agustus sangat peringatan HUT RI dan HUT Kota Negara, pantai ini dijadikan sebagai tempat finish lomba Jukung layar. Aktifitas yang dapat dilakukan di pantai ini antara lain: berenang, bersantai dan memancing. 
Nama Pantai Candi Kusuma diambil dari nama Desa, agar memudahkan orang untuk mengingatnya
Pada awalnya penduduk sekitar dulunya adalah nelayan, seiring perkembangan zaman dengan hadirnya perusahaan keramba penangkaran kerang mutiara banyak diantara mereka berkerja menjadi pegawai diperusahaan penangkaran kerang mutiara tersebut.
Fasilitas yang terdapat di Pantai Candi Kusuma ini antara lain vila, hotel, warung penjual makanan dan minuman serta area parkir.

Pantai%20Candi%20KusumaJarak tempuh yang diperlukan bila anda ingin berkunjung ke Pantai Candi Kusuma ini lebih kurang 110 km dengan waktu kira-kira 2 jam perjalanan dari Kota Denpasar






Untuk menunjang keterbatasan sumber air yang dimana sumber persediaan air hanya ada pada saat musim penghujan, maka masyarakat sangat mendambakan agar sarana air dapat tersedia dengan cukup dan teratur untuk dapat meningkatkan usaha pertanian di daerah desa Ekasari dan sekitarnya. Maka dibangunlah sebuah Bendungan yang bernama Bendungan Palasari yang terletak di dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Bendungan Palasari ini dilatar belakangi oleh hutan lindung yang cukup bagus, serta mempunyai hawa yang sejuk. Sehingga Bendungan Palasari cocok untuk wisata Tirtha serta Wana wisata di daerah sekitarnya.

Bendungan Palasari berlokasi 22 km sebelah barat laut kota Negara (pusat kota Jembrana) atau 120 km sebelah barat kota Denpasar, Bali. Dimana pembangunan fisik Bendungan Palasari dimulai pada bulan April 1986 yang memiliki luas genangan waduk 100 Ha dengan volume air 8.000.000 m3 dan dapat diselesaikan dalam waktu 3,5 tahun sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Pembangunan Bendungan Palasari menelan biaya sebesar Rp 9 Milyar yang bersumber dari pinjaman Asian Development Bank (ADB). Bendungan Palasari diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Juli 1989.
bendungan palasari (1)Tujuan atau fungsi awal dibangunnya Bendungan Palasari adalah sebagai pengendalian bencana banjir dan irigasi. Namun daerah genangan waduk yang cukup luas sangat bermanfaat pula bagi usaha perikanan air tawar. Di Bendungan ini juga terdapat banyak ikan – ikan seperti ikan mujair, ikan nila, gurame, ikan gabus, lele, kaper, udang,  dan masih banyak ikan air tawar lainnya. Bagi Anda para wisatawan yang berkunjung ke Bendungan Palasari, Anda bisa menyalurkan hobi memancingnya di Bendungan ini.

Selain berfungsi sebagai sumber pengairan pertanian, Bendungan Palasari ini juga di jadikan objek wisata. Para wisatawan yang berkunjung atau berwisata ke Bendungan ini tidak hanya sekedar menikmati pemandangan saja, namun bagi para wisatawan yang mempunyai hobi motor cross dan off road dapat menyalurkan hobinya di daerah sekitar Bendungan, karena di area Bendungan ini terdapat area motor cross dan off road. Biasanya pada hari – hari tertentu diadakan perlombaan motor cross dan off road di Bendungan Palasari ini.
Sekitar tiga tahun yang lalu salah satu bank swasta terbesar di Indonesia menjadikan objek wisata Bendungan Palasari ini sebagai tempat syuting iklan yang bertujuan untuk mempromosikan bank swasta tersebut.
Bila Anda berkunjung ke Bendungan Palasari, Anda tidak perlu khawatir untuk masalah tiket masuk tempat wisata, karena pada hari – hari tertentu saja dikenakan karcis masuk ke wilayah Bendungan ini. Harga tiket masuknya pun masih sangat terjangkau yaitu Rp 1000 untuk roda dua dan Rp 2000 untuk roda empat.
Penginapan juga tersedia bagi para pengunjung atau wisatawan yang ingin menginap atau bermalam di daerah Bendungan ini. Tak jauh dari Bendungan ini terdapat sebuah Taman Wana Villas and Spa yang bisa digunakan sebagai alternatif sarana untuk menginap. Namun bila Anda ingin penginapan yang lebih terjangkau, Anda bisa menuju daerah pantai Candikusuma, Jembrana, Bali. Karena disana terdapat sebuah hotel yang bernama Hotel Klarisa yang bisa Anda gunakan untuk bermalam.








Museum Manusia Purba Gilimanuk, berdiri di lahan seluas 5 hektar, dengan bangunan berlantai tiga. Masing-masing lantai terdapat benda purbakala yg berbeda-beda. Pada lantai satu terdapat sarkofagus dan kerangka manusia purba. Kerangka manusia purba ini ditemui dalam bentuk atau mengambil posisi menyerupai bayi dalam kandungan. Hal ini dikaitkan dengan kepecayaan saat itu dimana kehidupan manusia terdiri dari tiga siklus, yaitu lahir, hidup dan mati.
musium purbakala, manusia purbaSedangkan pada lantai dua tersimpan tajak perunggu yang digunakan untuk pertanian dan berburu. Tajak ini beserta manik-manik, gerabah dan kapak, dipakai sebagai bekal untuk berburu.


Menurut I Gede Bagus Ketut Ari Susila, koordinator Museum Purba Gilimanuk, tajak perunggu ada dua jenis yaitu berbentuk jantung dan berbentuk lonjong. Tajak ini digunakan sebagai alat bercocok tanam dan berburu. Disamping itu, tajak juga dipakai sebagai bekal kubur. “Orang yang meninggal dibekali tajak, karena kepercayaan jaman dahulu, setelah meninggal masih ada kehidupan di alam roh,” ungkap Ari Susila.
Sementara itu di lantai tiga Museum dijumpai perlengkapan dapur seperi gerabah, piring, kerang serta aksesoris seperti manik-manik dan anting, Penemuan kerang menandakan bahwa jaman perundagian tersebut tersebut, manusia telah mengkonsumsi kerang
Benda-benda purbakala tersebut diperkirakan berasal dari jaman perundagian sekitar tahun 600 sebelum masehi hingga 800 tahun setelah masehi. Keberadaan benda-benda tersebut ditemukan di daerah gilimanuk pada areal seluas sekitar 20 hektar.
Museum Manusia Purba ini selain dikunjungi untuk penelitian, juga kerap dikunjungi para siswa ketika musim liburan. Tentunya diharapkan masyarakat bisa lebih memberdayakan keberadaan museum ini.(gus)
Desa yang terletak 10 kilometer tenggara Kota Negara ini menyimpan pesonanya sendiri. Ini adalah desa yang memancarkan panorama alam pedesaan Bali sejati. 

Terdapat sawah yang menghampar dan tampak para perempuan aktif menenun. Hasil tenunan perempuan di Desa Sangkaragung lebih dikenal dengan sebutan cagcag. Buah karya mereka sudah dikenal luas sampai ke mancanegara. 
Sangkaragung juga dikenal sebagai desa pelestari jegog, karena di desa ini telah dikembangkan jegog masal yang dikelola oleh masyarakat. Jegog sudah mendapat tempat pentas layak, baik di hotel berbintang maupun berbagai event internasional.
 Di desa ini, jegog dipentaskan bagi wisatawan setiap Kamis dan Minggu di Sanggar Jegog Suar Agung. Wisatawan juga bisa belajar memainkannya





Taman Nasional Bali Barat
Sejarah Kawasan Taman Nasional Bali Barat,Pada tanggal 24 Maret 1911 seorang biologiawan dari Jerman, Dr. Baron Stressman yang terpaksa mendarat karena kapal Ekspedisi Maluku II rusak di sekitar Singaraja selama ± 3 bulan, menemukan burung Jalak Bali sebagai spesimen penelitiannya di sekitar Desa Bubunan ± 50 Km dari Singaraja. Kemudian pada tahun 1025 dilakukan observasi intensif oleh Dr. Baron Viktor von Plesen, atas pendapat Stressman yang melihat Jalak Bali sangat langka dan berbeda dengan jenis lain dari seluruh spesimen yang dia peroleh, dan diketahui penyebaran Jalak Bali hanya mulai Desa Bubunan sampai ke Gilimanuk seluas ± 320 Km2.
Untuk melindungi keberadaan spesies yang sangat langka yaitu burung Jalak Bali dan Harimau Bali, berdasarkan SK Dewan Raja-Raja di Bali No.E/I/4/5/47 tanggal 13 Agustus 1947 menetapkan kawasan hutan Banyuwedang dengan luas 19.365,6 Ha sebagai Taman Pelindung Alam / Natuur Park atau sesuai dengan Ordonansi Perlindungan Alam 1941 statusnya sama dengan Suaka Margasatwa.
Kawasan hutan Bali Barat dipandang memenuhi syarat untuk pengembangan hutan tanaman dibandingkan dengan bagian lain di Propinsi Bali (Menurut Brigade VIII Planologi Kehutanan Nusa Tenggara Singaraja, Tahun 1974). Sehingga sejak tahun 1947/1948 sampai dengan 1975/1976 di RPH Penginuman telah dilakukan pengembangan hutan tanaman dengan jenis Jati, Sonokeling, dan rimba campuran seluas 1.568,24 Ha. Tahun 1968/1969 sampai dengan 1975/1976 dikembangkan hutan tanaman Kayu Putih dan Sonokeling di RPH Sumberkima serta pada tahun 1956/1957 di RPH Sumberklampok telah dilakukan penanaman Sawo Kecik, Cendana, Bentawas, Sonokeling, dan Talok seluas 1.153,60 Ha. Dalam pelaksanaan penanaman ini dilakukan perabasan dan eksploitasi beberapa jenis hutan evergreen Sumberrejo dan Penginuman dan tebang pilih hutan alam Sawo Kecik di Prapat Agung.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDh Tk. I Bali No. 58/Skep/EK/I.C/1977 tahun 1977 tanah Swapraja Sombang seluas 390 Ha ditambahkan ke dalam kawasan sebagai pengganti kawasan yang terpakai untuk pembangunan Propinsi Bali dan kemudian SK Menteri Pertanian No. 169/Kpts/Um/3/1978 tanggal 10 Maret 1978 menetapkan Suaka Margasatwa Bali Barat Pulau Menjangan, Pulau Burung, Pulau Kalong dan Pulau Gadung sebagai Suaka Alam Bali Barat seluas 19.558,8 Ha.
Deklarasi Menteri Pertanian tentang penetapan Calon Taman Nasional Nomor 736/Mentan/X/1982 kawasan Suaka Alam Bali Barat ditambah hutan lindung yang termasuk ke dalam Register Tanah Kehutanan (RTK) No. 19 dan wilayah perairan sehingga luasnya mencapai 77.000 Ha terdiri dari daratan 75.559 Ha dan wilayah perairan ± 1.500 Ha. Namun pengelolaan UPT Taman Nasional Bali Barat sesuai SK Menteri Kehutanan No. 096/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984 secara intensif hanya seluas 19.558,8 Ha daratan termasuk hutan produksi terbatas (HPT) dengan pembagian zonasi Zona Inti, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan, dan Zona Penyangga.
Adanya konflik kewenangan di dalam kawasan TNBB, dimana pengelolaan HPT seluas 3.979,91 Ha adalah kewenangan Dinas Kehutanan Provinsi Bali, sehingga berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995 luas Taman Nasional Bali Barat hanya sebesar 19.002,89 Ha yang terdiri dari 15.587,89 Ha wilayah daratan dan 3.415 Ha wilayah perairan sampai sekarang.
Penataan kawasan pengelolaan TNBB sesuai fungsi peruntukannya telah ditetapkan berdasarkan SK Dirjen Perlindungan dan Konservasi Alam No.186/Kpts/Dj-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 tentang pembangian zonasi sebagai berikut :
  • Zona Inti ; merupakan zona yang mutlak dilindungi, tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia kecuali yang berhubungan dengan kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan ; meliputi daratan selauas 7.567,85 hektar dan perairan laut seluas 455.37 hektar
  • Zona Rimba; merupakan zona penyangga dari zona inti, dapat dilakukan kegiatan seperti pada zona inti dan kegiatan wisata alam terbatas ; meliputi daratan selauas 6.009,46 hektar dan perairan laut seluas 243.96 hektar
  • Zona Pemanfaatan Intensif ; dapat dilakukan kegiatan seperti pada kedua zona di atas, pembangunan sarana dan prasarana pariwisata alam dan rekreasi atau penggunaan lain yang menunjang fungsi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya ; meliputi daratan selauas 1.645,33 hektar dan perairan laut seluas 2.745.66 hektar
Zona Pemanfaatan Budaya ; Zona ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan terbatas untuk kepentingan budaya atau relegi ; selauas 245,26 hektar yang digunakan untuk kepentingan pembangunan sarana ibadat umat Hindu

Potensi Flora dan Fauna Taman Nasional Bali Barat

Fauna
TNBB seringkali identik sebagai taman nasional yang dibentuk untuk memberikan perlindungan bagi kelangsungan / keberadaan Jalak Bali (Leucopsar rothchildi). Namun secara umum dapat dikatakan kawasan TNBB kaya akan potensi fauna. Berdasarkan jenisnya, fauna yang terdapat di TNBB antara lain terdiri dari 7 jenis mamalia, 2 jenis reftilia, 105 jenis aves, 120 jenis ikan, dan lain-lain.



Jenis-jenis fauna yang dilindungi yang terdapat di TNBB antara lain:
No
Nama
Nama Ilmiah
Status
1
Jalak Bali
Leucopsar rothschildi
langka; dilindungi
2
Trenggiling, Kesih (Bali)
Manis javanicus
Langka; dilindungi katagori II (CITES)
3
Jelarang, Kapan-kapan (Bali)
Ratufa bicolor
Langka; dilindungi katagori II (CITES)
4
Landak
Hystric branchyura
Langka
5
Kueuk
Felis marmorata
langka; dilindungi populasi menurun
6
Menjangan
Cervus timorensis
Dilindungi; katagori II (CITES)
7
Banteng
Bos javanicus
langka; menuju kepunahan katagori III vulnerable
8
Pelanduk, Kancil (Bali)
Trangulus javanicus
langka; dilindungi populasi menurun
9
Biawak
Varanus salvator
langka;
10
Penyu rider
Lepidochelys olivceae
langka; dilindungi

 Vegetasi
Berdasarkan ketinggian tempat maka kawasan TNBB dibagi dalam 2 ekosistem yakni Tipe Ekosistem Darat yang meliputi : Ekosistem Hutan Mangrove, Ekosistem Hutan Pantai, Ekosistem Hutan Pantai, Ekosistem Hutan Musim, Ekosistem Hutan Hujan Dataran Rendah, Ekosistem Evergreen, Ekosistem Savana, dan Ekosistem River Rain Forest. Sedangkan Tipe Ekosistem Laut meliputi Ekosistem Coral Reef, Ekosistem Padang Lamun, Ekosistem Pantai Berpasir, Ekosistem Perairan Laut Dangkal, Dan Ekosistem Perairan Laut Dalam.

Jenis-jenis flora yang dilindungi yang terdapat di TNBB antara lain:
No
Nama
Nama Ilmiah
Status
1
Bayur
Pterospermum diversifolium
Tanaman langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1972
2
Buni
Antidesma bunius
Tanaman langka
3
Bungur
Langerstroemia speciosa
Tanaman langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1972
4
Burahol
Steleochocarpus burahol
Langka
5
Cendana
Santalum album
Tanaman langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1972
6
Kemiri
Aleuritas moluccana
Tanaman langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1972
7
Kepah, Kepuh (Bali)
Sterculia foetida
Tamanam langka IUCN
8
Kesambi
Schleichera oleosa
Tamanam langka IUCN
9
Kruing bunga
Diptercocaus Hasseltii
Tanaman langka BTNBB
10
Mundu
Garcinia dulcis
Tamanam langka IUCN
11
Pulai
Alstonia scolaris
Tamanam langka IUCN
12
Sawo kecik
Manilkara kauki
Tamanam langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1972)
13
Sono keling
Dalbergia latifolia
Tanaman Langka (IUCN; dilindungi SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1972)
14
Trengguli
Cassia fistula
Tanaman Langka


Aksesibilitas menuju Taman Nasional Bali Barat terletak di ujung barat Pulau Bali lebih kurang 2 Kilometer dari Pelabuhan Penyebrangan Gili,manuk. Untuk sampai ke kawasan ini dapat dicapai dengan kendaraan darat. Dari Ibu Kota Propinsi Bali, Denpasar, dapat ditempuh selama ± 3 jam perjalanan darat.
Sarana Prasarana Pendukung Sekitar Kawasan:
Beberapa sarana dan prasarana untuk kepentingan wisata alam yang ada antara lain : beberapa obyek wisata yang berada di dalam kawasan Taman Nasional maupun di sekitar kawasan Taman Nasional. Untuk di dalam kawasan Taman Nasional, kebanyakan berupa wisata budaya yang berupa pura. Beberapa sarana yang dimiliki oleh Taman Nasional diantaranya Information Centre di Kantor Taman Nasional, shelter-shelter yang tersebar di dalam kawasan.


Klungkung


Kabupaten Klungkung
Kabupaten Klungkung adalah kabupaten terkecil di provinsi Bali, Indonesia. Ibukotanya berada di Semarapura. Klungkung berbatasan dengan Kabupaten Bangli di sebelah utara, Kabupaten Karangasem di timur, Kabupaten Gianyar di barat dan dengan Samudra Hindia di sebelah selatan.
Sepertiga wilayah Kabupaten Klungkung (112,16 km²) terletak di antara pulau Bali dan dua pertiganya (202,84 km²) lagi merupakan kepulauan, yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.
Tempat-tempat menarik
Beberapa tempat menarik yang layak untuk dikunjungi antara lain:
  • Monumen Puputan
  • Taman Gili / Kerta Gosa
  • Nusa Lembongan dan Nusa Penida
  • Desa Wisata Kamasan
  • Desa berwawasan seni dan budaya,desa TOHPATI, banjarangkan
Kecamatan
Kabupaten Klungkung dibagi menjadi 4 wilayah kecamatan, yaitu:
  1. Banjarankan
  2. Klungkung
  3. Dawan
  4. Nusa Penida
Keadaan geografis
Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten yang paling kecil dari 9 (sembilan) Kabupaten dan Kodya di Bali, terletak diantara 115 ° 27 ' - 37 '' 8 ° 49 ' 00 ''. Lintang Selatan dengan batas-batas disebelah utara Kabupaten Bangli. Sebelah Timur Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kabupaten Gianyar, dan sebelah Selatan Samudra India, dengan luas : 315 Km ².
Wilayah Kabupaten Klungkung sepertiganya ( 112,16 Km ²) terletak diantara pulau Bali dan dua pertiganya ( 202,84 Km ² lagi merupakan kepulauan yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.
Menurut penggunaan lahan di Kabupaten Klungkung terdiri dari lahan sawah 4.013 hektar, lahan kering 9.631 hektar, hutan negara 202 hektar, perkebunan 10.060 hektar dan lain-lain 7.594 hektar.
Kabupaten Klungkung merupakan dataran pantai sehingga potensi perikanan laut.Panjang pantainya sekitar 90 Km yang terdapat di Klungkung daratan 20 Km dan Kepulauan Nusa Penida 70 Km.
Permukaan tanah pada umumnya tidak rata, bergelombangbahkan sebagian besar berupa bukit-bukit terjal yang kering dan tandus.Hanya sebagian kecil saja merupakan dataran rendah.Tingkat kemiringan tanah diatas 40 % (terjal) adalah seluas 16,47 Km2 atau 5,32 % dari Kabupaten Klungkung.
Bukit dan gunung tertinggi bernama Gunung Mundi yang terletak di Kecamatan Nusa Penida.
Sumber air adalah mata air dan sungai hanya terdapat di wilayah daratan Kabupaten Klungkung yang mengalir sepanjang tahun. Sedangkan di Kecamatan Nusa Penida sama sekali tidak ada sungai.Sumber air di Kecamatan Nusa Penida dalah mata air da air hujan yang ditampung dalam cubang oleh penduduk setempat.
Kabupaten Klungkung termasuk beriklim tropis .Bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering antara Kecamatan Nusa Penida dan Kabupaten Klungkung daratan sangat berbeda.
http://www.klungkungkab.go.id/images/klungkung_map.gif
Kecamatan Klungkung
Kecamatan Klungkung merupakan kecamatan terkecil dari 4 (empat) Kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung, dengan batas-batas disebelah Utara Kabupaten Karangasem, sebelah Timur Kecamatan Dawan, sebelah Barat Kecamatan Banjarangkan dan sebelah Selatan dengan Selat Badung, dengan luas 2.095 Ha, secara persis semua terletak di daerah daratan pulau Bali.
Kecamatan Banjarangkan
Kecamatan Banjarangkan merupakan Kecamatan yang terletak paling Barat dari 4 (empat) Kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung, dengan batas-batas, sebelah Utara Kabupaten Bangli, sebelah Timur Kecamatan Klungkung, sebelah Barat Kabupaten Gianyar dan sebelah Selatan Selat Badung, dengan luas 45,73 Km ²
Secara administrasi Kecamatan Banjarangkan terdiri dari 13 Desa, 55 dusun, 26 Desa Adat, dalam usaha untuk memajukan perekonomian di wilayah ini telah didukung dengan beberapa sarana seperti, pasar umum, koperasi, KUD, dan bank, RPD yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memajukan perekonomian desa.
Kecamatan Dawan
Kecamatan Dawan merupakan Kecamatan yang terletak paling Timur dari 4 (empat) Kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung dengan batas-batas, sebelah Utara dan Timur Kabupaten Karangasem, sebelah Barat Kecamatan Klungkung dan sebelah Selatan Samudra Hindia dengan luas 37,38 Km ². Menurut penggunaannya luas wilayah Kecamatan Dawan terdiri 16,21 % lahan sawah, 17,26 % lahan tegalan, 35,50 % lahan perkebunan, 6,93 % lahan pekarangan 0,21 % kuburan dan lainnya 23,89 %.
Kecamatan Nusa Penida
Kecamatan Nusa Penida terdiri dari tiga kepulauan yaitu pulau Nusa Penida, Pulau Lembongan dan Pulau Ceningan, terdiri dari 16 Desa Dinas, Dengan Jumlah Penduduk 46,749 Jiwa (8.543 KK). Pulau Nusa Penida bisa ditempuh dari empat tempat yaitu lewat Benoa dengan menumpang Quiksilver/Balihai ditempuh +1 jam perjalanan, lewat Sanur dengan menumpang perahu jarak tempuh + 1,5 Jam perjalanan. Lewat Kusamba dengan menumpang Jukung jerak tempuh +1,5 jam perjalanan. sedangkan kalau lewat Padangbai dengan menumpang Kapal Boat yang jarak tempuh + 1 jam perjalanan.
Secara umum kondisi Topografi Nusa Penida tergolong landai sampai berbukit. Desa - desa pesisir di sepanjang pantai bagian utara berupa lahan datar dengan kemiringan 0 - 3 % dari ketinggian lahan 0 - 268 m dpl. Semakin ke selatan kemiringan lerengnya semakin bergelombang. Demikian juga pulau Lembongan bagian Utara merupakan lahan datar dengan kemiringan 0- 3% dan dibagian Selatan kemiringannya 3-8 %. Sedangkan Pulau Ceningan mempunyai kemiringan lereng bervariasi antara 8-15% dan 15-30% dengan kondisi tanah bergelombang dan berbukit.
Mata pencaharian penduduk adalah pertanian dan sektor perikanan merupakan mata pencaharian utama oleh 6,68% tersebar pada desa-desa pesisir yaitu Suana, Batununggul, Kutampi Kaler, Ped dan Desa Toyapakeh. Di Pulau Lembongan 16,80% penduduk bergerak dibidang perikanan, dan Ceningan 12,88% mengingat kondisi dan topografi daerah maka yang cocok dikembangkan adalah Sektor Pertanian, dan Sektor Pariwisata.
Monumen Puputan Klungkung
Identifikasi dan Daya Tarik
http://www.klungkungkab.go.id/images/mpuputan.jpgTugu atau bangunan ini menjulang tinggi setinggi 28 meter dari alas/dasar bangunan di tengah-tengah kota Semarapura berbentuk Lingga-Yoni yang dibangun pada areal seluas 123 meter persegi, diberi nama Monumen Puputan Klungkung yang peresmiannya dilakukan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 April 1992. Seluruh bangunan monumen tersebut dibuat dengan batu hitam sehingga selaras dengan makna filsafat Hindu yaitu puputan atau perang habis-habisan yang dilakukan oleh putra-putri terbaik kerajaan klungkung bersama-sama dengan rakyatnya.
Lokasi
Monumen puputan Klungkung terletak ditengah-tengah Kota Semarapura
sehingga mudah dicapai dengan baik dari arah Denpasar, Besakih, Candi Dasa, karena berdiri di pinggiran jalur lalu lintas yang ramai. Letak monumen Puputan Klungkung sangat strategis karena berdekatan dengan Kertha Gosa/Taman Gili, Pusat Pertokoan, Pasar Tradisional dan Kantor Pemerintah.
Kunjungan
Sejak dibukanya Monumen Puputan Klungkung telah banyak dikunjungi oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Deskripsi
Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa-jasa pahlawannya, demikian untaian kata-kata yang menjadikan motivasi Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Klungkung dalam membangun monumen Puputan Klungkung guna mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan ksatria yang telah gugur dan rela mengorbankan jiwa raganya serta harta bendanya dalam mempertahankan dan menjunjung harga diri serta martabat nusa dan bangsa dari perkosaan oleh kolonial. Monumen Puputan Klungkung yangmerupakan Tugu peringatan dari suatu peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari selasa Umanis tanggal 28 April 1908 dan pada areal monumen tersebut telah terjadi/pernah terjadi puputan atau perang habis-habisan yang merupakan satu bukti perlawanan gigih melawan usaha-usaha penjajah Belanda dalam menancapkan kuku-kuku imprealismenya. Rakyat Klungkung yang cinta kemerdekaan sangat menghormati dan menjunjung tinggi keluhuran dan kesucian tumpah darah dibawah pimpinan seorang raja yang berkuasa pada waktu itu dan diikuti para bahudanda yang setia telah gugur bergelimang darah akibat hantaman peluru-peluru Belanda. Itulah Klungkung yang walaupun wilayahnya hanyalah setitik kecil dari wilayah persada nusantara, namun sanggup menjunjung dan memegang teguh jiwa heroisme dan patriotisme melalui perang puputan. Monumen Klungkung berbentuk Lingga dan yoni didirikan di atas areal seluas 123 meter persegi, dilengkapi dengan 4 buah balai bengong pada sdudut-sudut halamannya. Bagian baweah lingga terdapat ruangan yang sangat besar berupa gedung persegi empat yang berpintu masuk berupa gapura sebanyak 4 buah yakni satu dari timur, satu dari selatan, satu dari barat dan satu lagi dari utara. Ketinggian monumen itu dari dasar sampai ke puncak lingga adalah 28 m. Sedangkan antara gedung/ruang bawah dengan lingga terdapat semmacam bangunan kubah bersegi delapan dialasi kembang-kembang teratai sebanyak 19 buah. Ini keseluruhannya mencerminkan tanggal 28 april 1908. Puputan Klungkung itu kini diperingati setiap tahun. Sedangkan di dalam ruangan monumen dilengkapi dengan diorama, yang menggambarkan perjuangan rakyat Klungkung bersama rajanya
.
Pura Taman Sari
Identifikasi dan Daya Tarik
Lingkungan Pura Taman Sari yang diantaranya terdiri dari dua buahmeru Tumpang sebelas dan meru tumpang sembilan serta dasarnya dilandasi oleh kura-kura raksasa, dikelilingi oleh kolam, dibelit oleh naga Ananthaboga, mengisahkan pada saat para dewa memutar air kehidupan (amerta) untuk kebahagiaan dan kesejahteraan.
Lokasi
Lingkungan Pura Taman Sari terletak di Banjar Sengguhan, arah timur laut kota Semarapura, sejauh kurang lebih 500 meter, dapat dicapai dengan kendaraan baik roda dua maupun roda empatsertas jalannya sudah diaspal. Tepatnya di Kelurahan Semarapura.
Kunjungan
Lingkungan Pura Taman Sari belum banyak mendapat kunjungan wisatawan, hanya dikunjungi dalam rangka penelitian yang berkaitan dengan obyek penelitian pra sejarah.
Deskripsi
Letak Pura Taman Sari di sudut Timur Laut Kota Klungkung kira-kira 500 meter dari pusat kota. Keindahan Pura ini terlihat dari menyembulnya Meru Tumpang Sebelas dan Meru Tumpang Sembilan dari sebuah kolam. Dari ragam hias Tumpang Sebelas dapat kita maklumi bahwa meru tersebut ibarat Gunung Maha Meru yang dilandasi oleh kura-kura raksasa, terbenam di lautan susu. Kemudian para dewa dan raksasa memutar gunung Maha Meru dengan naga Ananthaboga sebagai pembelitnya. Dengan pusingan gunung tersebut di lautan susu kan dihasilkan berbagai macam produk, diantaranya adalah Amerta (air kehidupan). Demikianlah macam produk, diantaranya adalah Amerta (Air kehidupan). Demikianlah menurut ceritera yang termuat dalam Adi Parwa akan kebesaran arti dari Amerta sebagai pemberi air hidup dunia serta kesejahteraan dan kesucian. Tema ceritra tersebut sangat cocok dengan fungsi kehidupan lingkungan Pura Taman Sari. Lingkungan Pura Taman Sari sebagai tempat memuliakan danmenyimpan senjata pusaka kebesaran Majapahit yang dimiliki oleh Dynasti Kepakisan sebagai penguasa yang ditugaskan oleh Raja Majapahit untuk mengatur ketentraman pulau Bali. Sekalipun senjata-senjata kebesaran yang sangat dimuliakan sudah dirampas oleh Belanda dalam perang Puputan Klungkung pada tahun 1908, namuan hiasan Padma Anglayang sebagai lambang kekuasaan Majapahit masih terdapat pada lingkungan Pura ini. Lingkungan Pura ini dibangun pada akhir abad ke XVII yaitu ketika mulai perpindahan raja keturunan dinasti Kepakisan dari Gelgel ke Klungkung sebagai sesuhunan di Bali. Saat-saat terpenting tercatat dari Lingkungan Pura Taman Sari ialah ketika Dewa Agung Istri Kania memerintah untuk menghancurkan penyerbuan Belanda tahun 1849 di Kusamba. Dari lingkungan Pura Taman Sari beliau menugaskan untuk mempergunakan senjata pusaka yang bernama I Seliksik kepada prajurit Klungkung . Misi penugasan ini berhasil dengan gemilang, tentara Belanda porak poranda di pantai Kusamba dan kerugian yang terbesar adalah gugurnya Jendral Michiels dalam pertempuran tersebut. Sejak dipugar oleh Suaka Purbakala Bali mulai tahun 1979 maka keindahan lingkungan pura ini telah kembali seperti sedia kala
Goa Jepang

http://www.klungkungkab.go.id/images/goajepang.jpgGoa Jepang yang terdiri dari 16 lubang, dibuat pada dinding tebing, dipinggir jalan jurusan Denpasar-Semarapura, di atas sungai/Tukad Bubuh. Goa/lubang yang terletak pada ujung Utara dan Selatan merupakan goa yang berdiri sendiri. Sedangkan yang 14 buah lagi, di dalamnya berhubungan satu dengan lainnya, yang dihubungkan oleh sebuah gang/lorong. Yang menarik dari goa Jepang ini adalah bahwa letaknya sangat strategis merupakan goa kenangan dari jaman penjajahan Jepang, dan didepannya dapat disaksikan pemandangan menarik dengan gemerciknya aliran sungai Bubuh.
Lokasi
Goa Jepang dapat dijangkau dengan mudah karena letaknya dipinggir jalan pada jurusan Denpasar-Semarapura, tepatnya di Banjar Koripan, Desa Banjarangkan, Kecamatan Banjarangkan.
Kunjungan
Karena letaknya sangat strategis yaitu dipinggir jalan yang lalulintasnya ramai, maka goa ini sering mendapat kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Deskripsi
Goa yang terdiri atas 16 buah lubang dengan kedalaman 4 meter, dua diantaranya tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu satu buah terletak di ujung selatan dan satu lagi diujung sebelah utara, sedangkan yang lainnya berhubung-hubungan dan dihubungkan oleh sebuah gang memanjang arah Utara Selatan. Goa ini dibangun oleh balatentara Jepang daslam usahanya memperrtahankan diri dari serangan tentara sekutu pada masa pendudukan Jepang yaitu tepatnya pada tahun 1941. Goa semacam ini, tetapi hanya terdiri atas sebuah lubang yang besar juga terdapat di Desa Suana Kecamatan Nusa Penida yangdimaksudkan untuk tempat pengintaian lalu lintas laut di Selat lombok.
Desa Tihingan
http://www.klungkungkab.go.id/images/desatihingan.jpgDesa Tihingan di Kecamatan Banjarangkan merupakan pusat kerajinan pembuat gong (Gamelan). Pembuatan gong dikerjakan mulai dari tenaga kasar sampai tenaga ahli yang khusus untuk menyelaraskan suara gong/gamelan tersebut. Jadi yangterpenting dari pekerjaan ini adalah keahlian untuk menyelaraskan suara gong. Di Desa Tihingan terdapat dua kelompok Pande (ahli atau tukang) yang membuat Gong.
Lokasi
Desa Tihingan terletak di Kecamatan Banjarangkan, dan dapat dijangkau dengan kendaraan baik itu roda dua maupun dengan roda empat. Kira-kira 3 km arah Barat Kota Semarapura. Jalan menuju Desa Tihingan sudah diaspal.
Deskripsi
Masyarakat desa ini sangat terkenal di Bali karena keahliannya membuat istrumen (gamelan) Gong. Kecuali Gong, masyarakat di desa ini dapat pula membuat berbagai macam gamelan Bali lainnya seperti : Semara Pegulingan, Gender Wayang, Kelentangan/Angklung dan lain-lainnya yang bahannya terbuat dari logam kerawang. Mungkin keahlian membuat gong ini telah diwariskan oleh leluhur mereka yangtelah berabad-abad lamanya terkenal sebagai Pande Gong dari Desa Tihingan. Hal tersebut dapat kita buktikan dengan katutnya nama para pande Tihingan pada barungan-barungan gamelan yang ada di desa-desa. Akan keadaan sekarang jauh lebih maju lagi. Gamelan Bali yang mempunyai ciri khusus dan enak dinikmati telah menyebar keseluruh tanah air, bahkan ke seluruh dunia. Sering dijumpai ada wisatawan asing yang berkunjung ke desa Tihingan hanya karena tertarik dan kemudian memesan seperangkat Gong untuk dibawa ke negerinya.
K e r t a G o s a
Sebagai bekas kerajaan, wajar jika Klungkung mempunyai banyak peninggalan yang saat ini menjadi objek wisata. Salah satunya adalah Taman Gili Kerta Gosa, peninggalan budaya kraton Semarapura Klungkung. Kerta Gosa adalah suatu bangunan (bale) yang merupakan bagian dari bangunan komplek kraton Semarapura dan telah dibangun sekitar tahun 1686 oleh peletak dasar kekuasaan dan pemegang tahta pertama kerajaan Klungkung yaitu Ida I Dewa Agung Jambe.
Kerta Gosa terdiri dari dua buah bangunan (bale) yaitu Bale akerta Gosa dan Bale Kambang. Disebut Bale Kambang karena bangunan ini dikelilingi kolam yaitu Taman Gili. Keunikan Kerta Gosa dengan Bale Kambang ini adalah pada permukan plafon atau langit-langit bale ini dihiasi dengan lukisan tradisional gaya Kamasan (sebuah desa di Klungkung) atau gaya wayang yang sangat populer di kalangan masyarakat Bali. Pada awalnya, lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan itu terbuat dari kain dan parba. Baru sejak tahun 1930 diganti dan dibuat di atas eternit lalu direstorasi sesuai dengan gambar aslinya dan masih utuh hingga sekarang. Sebagai peninggalan budaya Kraton Semarapura, Kerta Gosa dan Bale Kambang difungsikan untuk tempat mengadili perkara dan tempat upacara keagamaan terutama yadnya yaitu potong gigi (mepandes) bagai putra-putri raja.
Fungsi dari kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat lukisan-lukisan wayang yang dipaparkan pada langit-langit bangunan. Sebab, lukisan-lukisan tersebut merupakan rangkaian dari suatu cerita yang mengambil tema pokok parwa yaitu Swargarokanaparwa dan Bima Swarga yang memberi petunjuk hukuman karma phala (akibat dari baik-buruknya perbuatan yang dilakukan manusia selama hidupnya) serta penitisan kembali ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya. Karenanya tak salah jika dikatakan bahwa secara psikologis, tema-tema lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan Kerta Gosa memuat nilai-nilai pendidikan mental dan spiritual. Lukisan dibagi menjadi enam deretan yang bertingkat.
Deretan paling bawah menggambarkan tema yang berasal dari ceritera Tantri. Dereta kedua dari bawah menggambarkan tema dari cerita Bimaswarga dalam Swargarakanaparwa. Deretan selanjutnya bertemakan cerita Bagawan Kasyapa. Deretan keempat mengambil tema Palalindon yaitu ciri atau arti dan makna terjadinya gempa bumi secara mitologis. Lanjutan cerita yang diambil dari tema Bimaswarga terlukiskan pada deretan kelima yang letaknya sudah hampir pada kerucut langit-langit bangunan. Di deretan terakhir atau keenam ditempati oleh gambaran tentang kehidupan nirwana. Selain di langit-langit bangunan Kerta Gosa, lukisan wayang juga menghiasi langit-langit bangunan di sebelah barat Kerta Gosa yaitu Bale Kambang. Pada langit-langit Bale Kambang ini lukisan wayang mengambil tema yang berasal dari cerita Kakawin Ramayana dan Sutasoma.
Pengambilan tema yanga berasal dari kakawin ini memberi petunjuk bahwa fungsi bangunan Bale Kambang merupakan tempat diselenggarakannya upacara keagamaan Manusa Yadnya yaitu potong gigi putra-putri raja di Klungkung. Daya tarik dari Kerta Gosa selain lukisan tradisional gaya Kamasan di Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang, peninggalan penting lainnya yang masih berada di sekitarnya dan tak dapat dipisahkan dari segi nilai sejarahnya adalah pemedal agung (pintu gerbang/gapura). Pemedal Agung terletak di sebelah barat Kerta Gosa yang sangat memancarkan nilai peninggalan budaya kraton. Pada Pemedal Agung ini terkandung pula nilai seni arsitektur tradisional Bali. Gapura inilah yang pernah berfungsi sebagi penopang mekanisme kekuasaan pemegang tahta (Dewa Agung) di Klungkung selama lebih dari 200 tahun (1686-1908).
Pada peristiwa perang melawan ekspedisi militer Belanda yang dikenal sebagai peristiwa Puputan Klungkung pada tanggal 28 April 1908, pemegang tahta terakhir Dewa Agung Jambe dan pengikutnya gugur. (Rekaman peristiwa ini kini diabadikan dalam monumen Puputan Klungkung yang terletak di seberang Kerta Gosa). Setelah kekalahan tersebut bangunan inti Kraton Semarapura (jeroan) dihancurkan dan dijadikan tempat pemukiman penduduk. Puing tertinggi yang masih tersisa adalah Kerta Gosa, Bale Kambang dengan Taman Gili-nya dan Gapura Kraton yang ternyata menjadi objek yang sangat menarik baik dari sisi pariwisata maupun kebudayaan terutama kajian historisnya.
Kerta Gosa ternyata juga pernah difungsikan sebagai balai sidang pengadilan yaitu selama berlangsungnya birokrasi kolonial Belanda di Klungkung (1908-1942) dan sejak diangkatnya pejabat pribumi menjadi kepala daerah kerajaan di Klungkung (Ida I Dewa Agung Negara Klungkung) pada tahun 1929. Bahkan, bekas perlengkapan pengadilan berupa kursi dan meja kayu yang memakai ukiran dan cat prade masih ada. Benda-benda itu merupakan bukti-bukti peninggalan lembaga pengadilan adat tradisional seperti yang pernah berlaku di Klungkung dalam periode kolonial (1908-1942) dan periode pendudukan Jepang (1043-1945). Pada tahun 1930, pernah dilakukan restorasi terhadap lukisan wayang yang terdapat di Kerta Gosa dan Bale Kambang oleh para seniman lukis dari Kamasan. Restorasi lukisan terakhir dilakukan pada tahun 1960.
K a m a s a n
http://www.klungkungkab.go.id/images/kamasan.jpgKamasan adalah sebuah komunitas seniman lukisan tradisional. Begitu intim dan begitu lama berkembangnya seni lukis tradisional maka para seniman menyebut hasil-hasil lukisan di sana memiliki gaya (style) tersendiri yaitu lukisan tradisional Kamasan. Sesungguhnya bakat seni tumbuh pula pada karya-karya seni lainnya yaitu berupa seni ukir emas dan perak dan yang terakhir ialah seni ukir peluru. Meskipun dari segi material yang digunakan kain warna logam mengikuti perubahan yang terjadi tetapi ciri khasnya tetap tampak dalam tema lukisan atau ukiran yaitu menggambarkan tokoh-tokoh wayang.
Tokoh-tokoh wayang yang menjadi tema lukisan atau ukiran mengacu pada cerita epos Mahabharata atau Ramayana, begitu juga cerita kekawin Arjuna Wiwaha, Suthasoma. Oleh karena itu, lukisan atau ukiran gaya Kamasan atau Wayang Kamasan dapat dikatakan agak tua umurnya dari konteks sejarahnya yang hingga sekarang masih nampak utuh. Menurut kesan para kolektor Internasional, lukisan gaya Kamasan dianggap masih sangat halus dan canggih, bersih, tidak ribut dengan detil yang tidak penting dan sangat jelas pesan ceritanya. Lukisan atau ukiran tradisional yang berintikan wayang itulah yang membawa daya tarik tersendiri bagi seniman atau wisatawan yang berkunjung ke desa Kamasan.
Lokasi
Kamasan sebagai pusat berkembangnya lukisan dan ukiran tradisional adalah nama sebuah desa di Kecamatan dan Kabupaten Klungkung. Desa Kamasan secara geografis termasuk desa dataran rendah pantai Klotok atau pantai Jumpai ± 3 km. Jarak dari Denpasar ke desa ini ialah 43 km, dapat dicapai dengan kendaraan bermotor, seluruh jalan menuju obyek yaitu pusat-pusat lukisan atau kerajinan ukiran sudah diaspal.
Bisa ditempuh melalui tiga jalur yaitu : (1) Jalur Barat dari tengah-tengah kota kabupaten ke arah selatan sepanjang 1,5 km berbelok ke kiri langsung sampai banjar Sangging, tempat kediaman pelukis tradisional wayang yang ternama yaitu Nyoman Mandra. Ke selatan sedikit lagi sampai ke banjar Pande Mas, pusat ukiran emas, perak; (2) Jalur utara dari kota kabupaten Klungkung agak di bagian timur ke arah selatan melalui belokan-belokan jalan sampai di banjar Siku, juga tempat kediaman pelukis tradisional yang bernama Mangku Mura; (3) Jalur selatan dari tengah-tengah kota Kabupaten Klungkung ke arah selatan sepanjang 3 km melalui desa-desa Tojan dan Gelgel sampai ke banjar Pande, pusat kerajinan ukiran tradisional bahan peluru.
Sepanjang jalan yang dilalui di banjar-banjar atau desa-desa, Tojan dan Gelgel tetangganya masih terdengar dentangan palu para pengrajin ukir perak dan peluru atau juga suara tenunan Cagcag yang menghasilkan kain songket. Dapat disebut obyek-obyek disekitarnya ialah Kertha Gosa di kota Klungkung, Pura Batu Klotok dan Pura Dasar di Gelgel yang memiliki riwayat sisa-sisa kebesaran kerajaan Gelgel abad ke-15 dan ke-16 di Bali.
Fasilitas
Ada sebuah ruang pameran atau penjualan produk lukisan atau ukiran, tempatnya di sebelah barat banjar Sangging, sekitar 50 meter. Sebuah sanggar latihan melukis didirikan oleh Nyoman Mandra di rumahnya sendiri. Apabila tamu-tamu berkunjung ke Kamasan maka lebih banyak dapat menikmati langsung bengkel-bengkel kerja para seniman lukis atau ukir dirumahnya masing-masing. Jalan yang dilalui seluruhnya beraspal bisa ditempuh kendaraan bermotor (mobil, sepeda motor) atau tersedia pula angkutan tradisional dokar.
Kunjungan
Kamasan sebagai pusat produk lukisan atau ukiran tradisional banyak mendapat kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Waktu kunjungan mereka ialah pada siang hari. Para wisatawan yang berkunjung ke Kamasan menggunakan peralatan sepeda motor, mobil, taxi atau dokar.
Deskripsi
Kamasan atau "Ka-emas-an" adalah nama yang cukup tua untuk komunitas orang-orang yang mempunyai pekerjaan dalam bidang memadai yaitu Pande Mas sesuai dengan nama salah satu banjar di desa Kamasan. Bukit arkeologis yang ditemukan berupa tahta-tahta batu, arca menhir, lesung batu, palungan batu, monolit yang berbentuk silinder, batu dakon, lorong-lorong jalan yang dilapisi batu kali yang pernah ditemukan pada tahun 1976 dan 1977, yang tersebar di desa-desa Kamasan, Gelgel dan Tojan, memberi petunjuk bahwa komunitas cukup tua umurnya.Dari temuan arkeologis itu juga memberi petunjuk bahwa tradisi megalitik pernah mewarnai kehidupan komunitas di Kamasan dan sekitarnya, yaitu kehidupan komunitas pra Hindu yang berakar pada masa neolitikum (+ 2000 tahun SM). Tradisi Megalitik telah diserap oleh para undagi dan ke-pande-an pada periode kemudian. Para Pande semakin dikenal dan difungsikan oleh Raja (Ida Dalem) sejak kerajaan berpusat di Gelgel (1380-1651).Produk seni ukir pada logam emas atau perak yang berbentuk pinggan (bokor, dulang dll) telah dijadikan perlengkapan barang-barang perhiasan Keraton Suweca Linggaarsa Pura Gelgel. Selain seni ukir, berkembang pula seni lukis wayang untuk hiasan di atas kain berupa bendera (kober , umbul-umbul, lelontek), kain hiasan (ider-ider dan parba) yang menjadi pelengkap dekorasi di tempat-tempat suci (pura) atau bangunan di komplek Kraton.Sejak pemegang tahta II berkuasa yaitu Dalem Waturenggong (1460-1550) kerajaan Gelgel mencapai puncak kemasyuran, maka keemasan Kamasan merupakan desa pengrajin. Banjar-banjar yang ada terutama Sangging dan Pande Mas dapat dikatakan banjar Gilda, kelompok kerja, pengrajin yang terdiri dari rumah-rumah serta bengkel-bengkel dimana para warganya tinggal, bekerja dan mengabdi kepada sang Raja hingga pada akhir hayat mereka.Raja dipandang sebagai dewa raja yang bertugas menjaga agar jagad (alam semesta dan isinya) senantiasa ada dalam keadaan seimbang dan selaras. Oleh karena seni dipandang sebagai unsur penting dalam menjaga keselarasan itu lewat karya seni sakral maka menjadi tugas penguasa untuk melindungi serta memelihara kesenian.Pada waktu pusat kekuasaan dipindahkan dari Gelgel ke Klungkung, oleh Dewa Agung Jambe tahun 1686, keturunan langsung dari Dinasti Kresna Kepakisan di Gelgel, kedudukan desa Kamasan yang berintikan Sangging dan Pande Mas sebagai banjar Gilda pengrajin tempat para seniman lukisan dan ukiran tetap dipertahankan.Akan tetapi sekarang sesudah Klungkung berubah menjadi ibukota kabupaten Propinsi Bali dan para keturunan Raja serta bangsawannya menjadi pejabat dan pegawai RI, banjar Sangging dan Banjar Pande Mas bukan lagi banjar Gilda dari sang Raja. Meskipun demikian, para seniman dan pengrajin Sangging, pande mas dan Banjar-banjar lainnya : Siku, Geria, Kacangdawa, Peken Pande dan Tabanan masih terus menghasilkan lukisan atau ukiran gaya Kamasan atau gaya wayang.Perluasan produk pengrajin telah beragam, tidak hanya terbatas pada ukiran emas dan perak tetapi muncul pula seni ukir yang berbahan tembaga atau kuningan dan peluru. Produk kesenian mereka berupa lukisan atau ukirannya banyak dipesan oleh wisatawan mancanegara atau nusantara. Begitu juga, sejalan dengan meningkatnya turisme, toko-toko souvenir dan seni di Klungkung, atau pasar seni Gianyar dan Denpasar serta hotel-hotel juga menjadi pelanggan yang tetap dari produk kesenian gaya wayang di Kamasan.
Pantai Kusamba
http://www.klungkungkab.go.id/images/kusamba.jpgPantai Kusamba merupakan obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi, terletak sekitar 7 km ke arah timur dari kota Semarapura. Disamping itu, pantai ini merupakan pantai nelayan dan juga tempat pembuatan garam secara tradisional. Kita dapat menyaksikan setiap hari para nelayan yang sedang melaut mencari ikan maupun petani garam yang sedang membuat garam di pinggir pantai.
Sampan nelayan berderet di pinggir pantai di bawah pohon nyiur, begitu pula pondok-pondok pembuatan garam berjejer di sepanjang pantai, menimbulkan pemandangan yang benar-benar menarik bagi mereka yang berkunjung ke pantai tersebut. Bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Bali, obyek wisata ini sangat ideal untuk dipilih sebagai salah satu tujuan wisata.
KAWASAN NUSA PENIDA
Nusa Penida merupakan salah satu wilayah kecamatan dari empat kecamatan yang ada di Kabupaten Klungkung. Kecamatan Nusa Penida terdiri dari tiga pulau yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.
Di kawasan Nusa Penida terdapat beberapa obyek wisata dan tempat rekreasi . Rekreasi wisata tirta yang sangat menarik untuk dinikmati adalah wisata bahari dengan terumbu karangnya yang indah dengan jenis ikan yang beraneka ragam.
SUANA
http://www.klungkungkab.go.id/images/goagiriputridesa%20suana.jpgDisamping pantainya yang berpasir putih denga perbukitan yang indah, di Desa Suana juga terdapat goa yang bernama Goa Giri Putri . Goa Giri Putri terletak di Dusun Karang sari Desa Suana + 3 Km arah Timur Sampalan Ibu Kota Kecamatan Nusa Penida.
Pada waktu masuk ke dalam goa agak sulit , tapi seteleh merangkak + 3 m telah sampai pada ruang goa yang sangat luas. Di dala goa terdapat stalagnit dan stalagtit juga terdapat mata air yang dikeramatkan oleh penduduk Di dalam goa ini juga terdapat pura. Goa Giri Putri ini tembus sampai ke Barat dan disini terdapat mulut goa yang cukup lebar .
KARANG BOLONG
Obyek ini dapat disaksikan dari Penida Desa Sakti. Selain dapat menyaksikan pemandangan Karang Bolong juga pantai Penida yang berpasir putih dengan karang lautnya yang indah. Di tempat inilah terdapat mata air yang telah dikelola untuk kebutuhan penduduk.
LEMBONGAN DAN JUNGUT BATU
http://www.klungkungkab.go.id/images/pantailembongandan%20jungutbatu.jpg 

Pantai Lembongan yang berpasir Putih dengan karang lautnya yang indah juga terdapat berjenis-jenis ikan yang hidup di dalamnya. Merupakan panorama pemandangan bawah laut yang indah Dari pantai ini dapat disaksikan pemandangan http://www.klungkungkab.go.id/images/pantailembonganjungutbatu.jpgMatahari terbenam di ufuk Barat.







Pantai Atuh
http://www.klungkungkab.go.id/photos/atuh.jpgIdentifikasi dan Daya Tarik
Pantai Atuh terletak disebuah teluk yang indah dengan alam berpasir putih disebelah kirinya dengan menjorok kelaut terdapat Tanjung Juntil dan disebelah kanan ( Selatan ) menjorok Labuan Ampuak berlanjut ketimurnya lagi terletak Gili Batu Melawang, Gili Batu Padasan, Gili Batu Abah dan Gili Batu Metegen.Diujung Timur Tanjung Juntil dan juga diujung Timur Gili Padasan terdapat tempat memancing yang sangat idial karena didepan kedua tanjung tersebut dilewati oleh arus bolak-balik dari Utara ke Selatan (dan sebaliknya) yang diikuti oleh rombongan/ Kawanan ikan bersklala ikan besar dan kecil, terutama setelah dan sebelum Purnama dan beberapa hari sebelum dan sesudah Tilem atau bulan mati, hari-hari tersebut merupakan surganya bagi pemancing mania.Disebelah Selatan Labuhan Ampuak terdapat Goa Alam, sarang Burung Walet, komoditi yang sangat langka dan sangat mahal harganya. Didaratan Lembah Atuh keadaan tanahnya sangat subur, disini juga terdapat sebuah Pura Atuh, sebuah Pura Segara, khusus pemujaan terhadap Dewa Baruna ( Pura Segara ) yang piodalannya dilakukan setiap sasih Kedasa ( Bulan Kesepuluh ) penanggalan bali (Isaka) dimana masyarakat datang dari penjuru Desa dan Banjar Bendem, Desa Tanglad dan lain-lainnya.Upacara piodalan dilakukan sehari penuh dengan dipersembahkan berbagai tarian diantaranya tarian baris Jangkang pelillit sebuah tarian masal yang sangat sakral, tarian yang menggambarkan para prajurit kerajaan yang siap menghadapi musuh yang datang menyerang, dan sangat langka yang ada di banjar Pelilit. Agak kedalam terdapat dua sumur suci yang airnya sangat bening dan murni, air tawar tersebut mungkin kualitasnya terbaik diseluruh kawasan Nusa Penida.Akses menuju Pantai Atuh dapat dicapai melalui dua arah yaitu dari banjar Pelilit (20 Km dari pelabuhan boot buyuk) dan dilanjutkan dengan jalan tanah kurang lebih 2 Km dan yang satunya dari Banjar Kelodan ( 17 Km dari Buyuk ) dilanjutkan dengan kurang lebih 5 Km jalan tanah
.
Labuan Ampuak & Teluk Sebila
Labuhan Ampuak

Kawasan Labuan Ampuak terletak di wilayah Banjar pelilit Pantai Atuh dan Calung, ketinggiannya kurang lebih 100 M diatas permukaan laut.Konsep keindahan alam yang hampir sempurna yang kita kenal dengan kawasan " Nyegara Gunung " dimana kawasan tersebut dikelilingi oleh bukit -bukit misalnya Bukit Tunjuk Pusuh, Bukit Nyahi, Bukit Juntil dan lain-lain, serta dikawasan pantainya yang disebut Pantai Titibehu terbentang luas Selat Lombok yang samar-samar terlihat
Kawasan bangko-bangko tempat yang sangat idial untuk tempat Surfing di Kawasan Lombok Selatan dan pada lepas pantainya terlihat jelas Gili-gili ( pulau-pulau karang ) sebagai penghias pemandangan yang sangat indah seperti Gili Padasan, Gili Batu Abah Gili Batu Mategen, Gili Batu Lumbung, Gili Batu Pawon, Gili Batu Sanggah dan Gili Batu Tumpeng Tanpa berlebihan kiranya kawasan ini termasuk salah satu kawasan wisata yang terindah
diseluruh Nusa Penida dan mungkin juga diseluruh kawasan Pulau Bali.
Teluk Sebila
Teluk sebila yang berpasir putih, adalah sebuah teluk yang indah dan alami, sangat sunyi, seolah olah kita berada pada kawasan yang tidak berpenghuni, terletak diantara Tanjung Juntil dan Pah Gede (sangat idisl untuk tempat memancing ikan )Teluk Sebila yang mempunyai kedalaman yang sangat idial dan aman untuk pendaratan dan berlabuhnya kapal-kapal ukuran kecil seperti boot, sampan dan perahu kecil lainnya.
Akses menuju Teluk Sebila dapat dicapai lewat lautan yaitu langsung ke Teluk Sebila dapat dicapai dari daratan yaitu pelabuhan Buyuk menuju Banjar Kelodan selanjutnya menuju jalan tanah langsung ke Teluk Sebila, dan juga dapat dicapai lewat lautan yaitu langsung ke Teluk Sebila, karena teluk tersebut sangat alami untuk pelabuhan/ pendaratan perahu-perahu kecil. Di kawasan Teluk Sebila juga terdapat sebuah sumur dangkal, namun kualitas sumurnya tidak sebaik Teluk Atuh.
KOLAM RENANG LILA ARSANA
http://www.klungkungkab.go.id/images/kolamrenanglilaarsana.jpgKolam renang Lila Arsana yang terletak ditengah-tengah Kota Semarapura tepatnya di Jalan Gunung Rinjani yang merupakan tempat rekreasi dengan 1 unit kolam untuk dewasa dan 1 unit lagi untuk anak-anak.



MUSEUM SENI LUKIS KLASIK NYOMAN GUNARSA
http://www.klungkungkab.go.id/images/museumgunarsa.jpgMuseum ini terletak di jalur yang cukup strategis tepatnya di Pertigaan Banda Desa Takmung 3 Km arah Barat Kota Semarapura. Bangunan Museum dengan perpaduan arsitek Bali Modern.
Di Museum ini dipajangkan berbagai lukisan klasik Bali baik dari peninggalan zaman dahulu maupun yang baru hasil karya dari pemiliknya I Nyoman Gunarsa.
DESA BUDAGA
http://www.klungkungkab.go.id/images/budaga.jpgDesa Budaga yang terletak dilingkungan kota Semarapura tepatnya di Kelurahan Semarapura Kauh. Di Desa ini terdapat pengerajin yang cukup terampil. Hasil kerajinannya berupa barang-barng untuk kebutuhan upacara keagamaan. Juga kerajinan lainnya untuk suvenir berupa Bola mimpi yang merupakan hasil karya dari I Nengah Patra satu-satunya pengerajin di Desa Budaga.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-IRU8SO_I4q2cN8lhQaaao2d87tTDp4KJqiuflShjH5ZWHEkvGfsErDXge8Ir5OF9b_Qa7oruR72-8UnR86hQaYYED3wQVEvGnilHgmaGRI1KJvydTA2bDTzKD8h41gMyPjeqq2GZauw/s320/goa+lawah.jpgWisatanesia.com.Pura Goa Lawah terletak sekitar 49km dari Kota Denpasar tepatnya di Kecamatan Dawan,Klungkung atau sekitar 10km sebelah timur Kota Semarapura.Tidak diketahui pasti siapa pendiri dan kapan didirikannya Pura Goa Lawah ini tetapi pura ini diperkirakan didirikan oleh Mpu Kuturan pada abad ke-11.Pura yang dihuni oleh ribuan kelelawar ini termasuk sebagai Kahyangan Jagat atau Sad Kahyangan.

Pemandangan ditempat ini terasa unik, sebuah goa kelihatan dibawah pohon yang rindang, sementara dimulut goa terdapat beberapa pelinggih. Pura Goa Lawah menempati wilayah pantai yang bertemu dengan wilayah perbukitan. Dipelataran pura berdiri kukuh beberapa meru dan stana lainnya.

Di bagian Pura, tepatnya di mulut goa terdapat pelinggih Sanggar Agung sebagai pemujaan Sang Hyang Tunggal (Tuhan Yang Maha Esa), Meru Tumpang Tiga, Gedong Limasari dan Gedong Limascatu.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsuXavOHjXl0knELTUC8Vg3ln24QuOgWpgVuc8Hx53_RjnIDzsS1QGDF3IaoBDn3AEAtfmBMTb1qcpRfJUThr725T22SNF-EbYmaVHlMd0tL7hedcRs5bSVKHtAEGfPUh18wrisgort48/s320/smp1klk.jpgWisatanesia.com-Museum Semarajaya berada dalam Komplek Kertha Gosa/Taman Gili, tepatnya tepatnya berada di bekas gedung SMP I Klungkung yaitu terletak di Jl. Untung Surapati.Museum Semarajaya Dapat dicapai dari jurusan Denpasar-Candi Dasa, Amlapura dan Besakih.
Museum Semarajaya dibangun pada Gedung Bekas Sekolah MULO (Sekolah Menengah Jaman Belanda) dan bekas SMP I Klungkung terletak dalam komplek Kertha Gosa/Taman Gili, Pemedal Agung (pintu bekas kerajaan Klungkung). Di dalam Museum dipamerkan barang-barang dari jaman prasejarah sampai benda-benda yang dipergunakan selama perang puputan Klungkung. Museum Semarajaya diresmikan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 April 1992. Dalam Museum ini dapat dilihat barang-barang yang dipergunakan sebagai perlengkapan upacara adat oleh raja-raja Klungkung serta foto-foto dokumentasi keturunan raja-raja di Klungkung.
Museum Semarajaya sejak dibuka dan diresmikan pada tanggal 28 April 1992 telah banyak mendapat kunjungan wisatawan. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Museum Semarajaya dikenakan retribusi obyek.